SERPONG, ULTIMAGZ.com – Ada yang unik dari kegiatan civitas akademika UMN, Jumat (10/11/17) pagi hari. Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November, para karyawan, mahasiswa, staf kampus, hingga para dosen UMN mengheningkan cipta yang dipandu dari pengeras suara oleh pihak Student Development.
Menurut Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Ika Yanuarti, kegiatan ini dilaksanakan karena adanya arahan dari pihak Kementerian Sosial (Kemensos) dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.
“UMN mengikuti arahan dari Kemensos yang isinya berupa ajakan untuk mengheningkan cipta selama 60 detik pada hari Jumat, 10 November 2017 pada pukul 08.15 waktu setempat,” ujar Ika ketika diwawancarai tim Ultimagz melalui pesan singkat, Jumat (10/11/17).
“Hal ini dilaksanakan secara serentak diberbagai tempat, tak hanya di kampus UMN saja. Saya yang sedang mengikuti Rakernas hari ini juga mengheningkan cipta, dan hal ini juga pernah kita laksanakan tahun lalu,” tambahnya.
Banyak pihak yang menanggapi kegiatan mengheningkan cipta ini. Salah satunya yakni dosen program studi jurnalistik Ignatius Haryanto, menurutnya, kegiatan semacam ini penting untuk dilakukan lantaran berdampak positif terhadap mahasiswa dalam menghargai jasa para pahlawannya.
“Kegiatan mengheningkan cipta dalam rangka hari pahlawan itu adalah sesuatu yang positif karena mengajak kita untuk ingat jasa para pahlawan yang sudah meninggalkan kita. Karena tanpa mereka, kita tidak akan merdeka dan tidak bisa menikmati apa yang dihasilkan hingga sekarang,” ujarnya.
Sayangnya, beberapa pihak menyayangkan sarana yang kurang dimaksimalkan dengan baik terkait pelaksanaan bela negara ini. Salah satunya Kathlea Benina, mahasiswi jurnalistik angkatan 2016. Menurutnya, kegiatan mengheningkan cipta ini kurang efektif sebab tidak ditunjang dengan fasilitas yang mumpuni.
“Kurang efektif karena kurang kedengeran. Walaupun saya di kantin, tidak terdengar kalau itu lagu mengheningkan cipta. Baru kedengaran pas ‘mengheningkan cipta selesai’,” tutur Kathlea.
Di sisi lain, ada beberapa hal menarik yang terjadi ketika kegiatan mengheningkan cipta ini dilaksanakan, yakni terkait backsound lagu yang diputarkan. Meski dilandasi kata ‘mengheningkan’, tetapi lagu yang diputar yaitu “Gugur Bunga” karya Ismail Marzuki. Sejatinya, lagu yang diputar yaitu “Mengheningkan Cipta” karya Truno Prawit.
Ketika dikonfirmasi terkait hal tersebut, salah satu staf Student Development Andri Seto Baskoro menjelaskan, lagu yang diputarkan memang arahan dari Kemensos, bukan inisiatif kampus.
“Itu (lagu yang diputarkan) memang arahan dari Kemensos sendiri. Kita hanya mengawasi dan mengkoordinasi terlaksananya kegiatan ini,” ujar Seto ketika ditemui diruangannya, Jumat (10/11/17).
Selain lagu, hal menarik juga terjadi satu hari sebelumnya. Untuk menyiapkan kegiatan ini, pihak kampus ternyata melaksanakan gladi resik, terutama untuk persiapan sound-nya. Hal ini diungkapkan oleh mahasiswa yang kebetulan masih berada di kampus hingga malam hari pada Kamis (9/11/17).
“Kemarin (Kamis) jam sembilan (malam) tiba-tiba ada lagu dari pengeras suara gitu. Ya lagu “Gugur Bunga” itu. Kayaknya sih itu gladi resik untuk hari ini,” ujar Nathanael Pribady, mahasiswa jurusan Teknologi Informasi yang diwawancarai melalui pesan singkat oleh tim Ultimagz.
Mengonfirmasi hal itu, Seto mengaku tidak mengetahui apapun terkait gladi resik tersebut.
Penulis: Geofanni Nerissa, Rafael Ryandika
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: Elisabeth Rafaela
Video: Elisabeth Rafaela, Ergian Pinandita, Nadine K. Azura, Naufal A. Suprapto, Geofanni Nerissa