SRPONG, ULTIMAGZ.com – Berdirinya perpustakaan dalam pegururan tinggi, baiknya memiliki serifikat dari lembaga yang menaunginya. Kini, perpustakaan Universtas Multimedia Nusantara (UMN) tengah mengikuti proses guna mendapat sertifikat dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Hal ini dapat dilakukan karena sebelumnya seorang pustakawan UMN, Riris Marpaung mendapat juara pertama dalam lomba Pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional.
Dari lomba yang diikuti Riris tersebut, pihak penyelengara, yaitu PNRI tidak hanya memberi apresiasi kepada Ibu Riris, melainkan juga kepada institusi tempat kerjanya. PNRI sebagai payung perpustakaan di seluruh Indonesia ini pun memberi apresiasi kepada UMN dengan mengikutsertakan UMN untuk disertifikasi, baik perpustakaan maupun pustakawannya.
“Jadi, dengan aku menjadi peserta dan juara dalam lomba itu, mereka mengapresiasi dengan akan mensertifikasi perpustakaan UMN, karena sebelumnya perpustakaan ini belum ada sertifikasi apapun,” jelas Riris.
Proses dalam mendapatkan sertifikat perpustakaan dilakukan dengan mengisi formulir akreditasi perpustakaan perguruan tinggi yang dikeluarkan PNRI. Formulir ini diisi guna meninjau standar sebuah perpustakaan pergururan tinggi. Poin-poin penilaiannya pun mencakup berapa jam perpustakaan itu buka, bagaimana sistem peminjaman buku, masih manual atau sudah menggunakan komputer, apakah jumlah buku melebihi 10.000, berapa jumlah kursi/meja yang tersedia, adakah ruang penyimpanan skripsi, dan sebagainya.
Dengan adanya sertifikasi ini berguna untuk menjaga kualitas perpustakaan di suatu perguruan tinggi, salah satunya perpustakaan UMN agar semakin berkembang. Kini, perpustakaan UMN dipenuhi 95% buku terkait perkuliahan mahasiswa dan 5% buku fiksi. Maka, untuk memenuhi buku fiksi tersebut, perpustakaan UMN juga bekerja sama dengan penerbit fiksi dari Gramedia untuk memberi referensi buku yang wajib ada di UMN.
Buku di perpustakaan UMN yang kian bertambah ini turut diiringi dengan antuasias mahasiswa untuk datang ke perpustakaan. Hal ini pun diakui Riris. “Mahasiswa yang datang cukup banyak, jumlahnya lumayan, dan masih tidak mencemaskan,” tuturnya.
Riris pun berpesan jika mahasiswa yang datang ke perputakaan sebenarnya tidak melulu hanya untuk membaca, tetapi temuilah dan bertanyalah kepada pustakawan yang ada. Hal ini bertujuan mendapat banyak hal seperti referensi buku baik cetak maupun e-journal yang telah difasilitasi UMN.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Danielisa Putriadita
Editor: Desy Hartini
Foto: www.umn.ac.id[/box]
Test komen~