SERPONG, ULTIMAGZ.com – Dengan tagline “Let’s have fun and share your aspiration,” Dewan Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (DKBM UMN) mengadakan malam keakraban dan pertemuan rutinnya, KBM Gathering: SYMPNOIA . Bukan hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menyalurkan aspirasinya, acara dikemas secara informal dengan berbagai permainan dan makan malam bersama.
Digelar di salah satu ruang kelas Gedung B Universitas Multimedia Nusantara, Jumat (06/10/17), KBM Gathering dihadiri perwakilan mahasiswa dari organisasi, kepanitiaan, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Acara diawali dengan permainan yang dibagi atas empat kelompok. Permainan terdiri tiga sesi yang tak hanya mengandalkan kemampuan fisik, namun pikiran dan kerja sama. Beberapa di antaranya bertajuk Blow It Up, Dipepet Yuk, dan Riddle.
Seusai sesi permainan, KBM Gathering dilanjutkan dengan sesi makan bersama yang dibarengi dengan diskusi antara DKBM dan para perwakilan mahasiswa. Dalam sesi ini, setiap perwakilan berhak memberikan pendapat maupun pertanyaan seputar kampus, termasuk persoalan emblem dan acara Sakelar yang terpaksa dibatalkan.
Emblem pada dasarnya merupakan bentuk apresiasi terhadap mahasiswa yang telah mengabdi pada sebuah organisasi dalam periode satu tahun. Meskipun demikian, banyak persoalan yang menyatakan bahwa emblem terlalu mudah didapat.
Mengenai hal tersebut, DKBM mengatakan bahwa mereka sedang mengumpulkan data riset bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan himpunan lainnya.
“Melihat ada perkara seperti, makanya kita sebagai DKBM sudah berusaha membuat langkah, tapi balik lagi, dalam proses melakukan riset tersebut tidak sebentar, kita (DKBM) butuh data juga,” ujar Hubungan Masyarakat (Humas) DKBM Yenny Wiyana.
Pihak DKBM juga mengakui adanya tekanan dari pihak kampus maupun mahasiswa. Maka dari itu, dibutuhkan data agar pihak kampus bisa merumuskan kebijakan jika masalah ini meresahkan banyak pihak. Sayangnya, data belum terkumpul dari semua himpunan.
“Kita pun bingung, karena jika langsung mencetuskan kebijakan, misalnya ada salah satu himpunan yang tidak tahu atau tidak terima, nanti kami lagi yang kena (perkara), dan itu prosesnya lama,” lanjut Yenny. “Maka dari itu, boleh disampaikan kepada pimpinannya, ayo bantu kita, agar kebijakan bisa keluar sesegera mungkin.”
Kemudian terkait dibatalkannya acara Sakelar, pihak DKBM secara resmi menyatakan tidak pernah membubarkan acara tersebut. Terjadi miskomunikasi dengan pihak Himpunan Mahasiswa Fakultas Seni dan Desain (HMFSD) yang terlambat mengumpulkan proposal, namun acara belum disetujui dan kepanitiaan sudah terbentuk.
Sempat menemukan solusi, DKBM merencanakan Sakelar akan digabungkan ke dalam rangkaian acara Ultigraph. Meskipun begitu, adanya keterlambatan pemberitahuan kepada pihak Ultigraph membuat Sakelar tidak dapat dibarengi dengan Ultigraph karena jadwal yang tidak bisa diubah.
Penulis: Gabrielle Alicia Wynne Pribadi
Editor: Christian Karnanda Yang
Photographer: Nico Nathanael