SERPONG, ULTIMAGZ.com – Menjelang pergantian generasi kepemimpinan setiap organisasi mahasiswa di UMN, DKBM menggelar bincang kantin dengan tema “Your Vote, Your Voice”, Kamis (22/9). Acara tersebut salah satunya membahas mengenai keterbukaan pemilihan calon ketua dan wakil setiap organisasi.
Ketua KPU UMN , Michael Christy mengatakan, sistem pemilu tahun ini akan lebih terbuka. Pasalnya, masalah pemilihan tahun lalu adalah tidak adanya uji kompetensi yang dilakukan secara terbuka untuk ketua dan wakil yang akan mencalonkan.
“Tahun ini ada fit and proper test yang terbuka untuk seluruh mahasiswa. KPU UMN dan panitia regenerasi akan bertanya ke setiap organisasi membutuhkan ketua yang seperti apa,” tutur Michael.
KPU, lanjunya, menjamin transparansi pemilu tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selain fit and proper test, KPU juga akan menggelar sidang terbuka dan hasil psikotest calon ketua dipublikasikan ke mahasiswa.
“Transparansi tersebut dilakukan dengan mengajak pihak rektorat, ketua program studi, kemahasiswaan, media kampus, dan mahasiswa. Hal itu kita lakukan supaya mereka tahu bagaimana calon ketua ketika menjawab setiap pertanyaan dari panitia. Hasil psikotest yang kita buka, seperti kemampuan diri, emosional, dan pengalaman organisasinya,” jelasnya.
Michael berharap, transparansi tersebut bisa menaikan angka partisipasi mahasiswa. Pasalnya, dari tahun sebelumnya, tingkat partisipasi mahasiswa dalam menggunakan hak suaranya tidak sampai 30 persen.
“Sistem demokrasi di Indonesia itu kan 50 persen plus satu. Di sini, 30 persen saja tidak sampai. Tahun ini saya berharap bisa menaikan angka partisipasi, jika stagnan atau malah menurun, berarti KPU dan panitia regenerasi gagal, bahkan krisis organisasi,” tegasnya.
Stanley Semiharja, mahasiswa jurusan Manajemen 2014 berharap, proses hasil penghitungan, wawancara, dan pemilihan ketua dan wakil bisa diketahui mahasiswa. Pasalnya, tahun lalu banyak mahasiswa yang tidak tahu bagaimana pelaksanaan ketiga proses tersebut.
“Mahasiswa juga bingung, tiba-tiba sudah ada ketua dan wakil baru. Lalu, sistem penghitungan suara secara online juga harus terbuka. Mahasiswa kan enggak tahu apakah ada suara yang terhitung dua kali atau sistemnya error gitu,” kata Stanley.
Penulis : Christoforus Ristianto
Fotografer : Rafael Ryandika