SERPONG, ULTIMAGZ.com – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater KataK kembali menggelar pementasan ke-47 yang bertajuk Kisah dalam Kota di Function Hall, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Serpong, dari tanggal 8-9 Desember 2016.
Pementasan yang tergolong sebagai pentas besar kampus ini mengisahkan Bernadette seorang penjahit wanita Bernadette yang mempunyai kemampuan untuk melihat arwah. Suatu hari, Benetnatsch, seorang arwah pangeran yang terjebak di dunia manusia, datang menemui Bernadette untuk meminta bantuannya.
Tanpa ragu, Bernadette menolak tawaran sang arwah. Namun, Benetnatsch tak menyerah dan berusaha meyakinkan Bernadette dengan membawanya ke masa lalu. Kemudian Bernadette melihat betapa sang pangeran dibunuh dengan keji oleh orang-orang kepercayaannya sendiri. Benetnatsch lantas menyadari akan perbuatannya di masa lalu dan ingin tak ada lagi pemimpin seburuk itu ke depannya.
Konflik lain pun bermunculan, sebuah organisasi pembasmi penyihir tengah gencar-gencarnya memburu penyihir dan memberitakan ajaran mereka kepada warga setempat. Gregor, aktivis anti penyihir sekaligus kepala dari organisasi itu akan melakukan apapun agar kotanya bebas dari aktivitas sihir. Namun, rencana Gregor sering terhambat akibat kekurangan dana. Hingga suatu hari, Gregor didatangi Claus, tangan kanan calon walikota Weber. Claus datang untuk memberi suatu tawaran: ia akan mendanai seluruh kegiatan organisasi tersebut jika mereka memfitnah calon walikota lainnya.
Benetnatsch akhirnya mengetahui hal tersebut dan berusaha menghentikan upaya jahat itu dengan bantuan dari Bernadette. Akan tetapi disaat yang sama, Bernadette dicurigai sebagai penyihir oleh Klaus dan anggota organisasi tersebut.
Tak ketinggalan, pentas yang disutradarai oleh Safa Prasodjo ini dibalut dengan guyonan khas Teater KataK melalui banyak sindiran kepada pemerintahan, bahkan kepada UMN sendiri. Meski begitu, pementasan Kisah dalam Kota tetap fokus kepada upaya ‘penebusan dosa’ Benetnatsch, sang arwah pangeran.
“Jadi pementasan ini menurut saya pribadi berpesan bahwa setiap orang itu berhak memiliki kesempatan kedua, karena si arwah itu menyesal akan perbuatan yang pernah dia lakuin dan pastinya manusia juga seperti itu. Pementasan ini ingin menyinggung permasalahan itu,” tutur pimpinan produksi Kisah dalam Kota Gradynata saat diwawancara seusai pementasan.
Penulis: Valerie Dante
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: Roberdy Giobriandi