SERPONG, ULTIMAGZ.com – Bertempat di kawasan Jabodetabek pada tanggal 3-6 Februari lalu, UMN Production melakukan kerja sama syuting produksi film bertajuk Lost Words dengan Beijing Film Academy. Produksi yang sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah Tiongkok ini menjadi kerja sama produksi film pertama antara UMN dengan pihak dari luar negeri.
Film yang diproduseri oleh Kemal Hassan ini sebetulnya merupakan proyek tugas akhir dari anak dosen Fakultas Film & Animasi tersebut, yang kebetulan merupakan salah satu mahasiswa di Beijing Film Academy. Karena beberapa faktor, akhirnya UMN Production dapat mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dengan kampus film yang sudah berdiri sejak 1950 itu.
“Anak saya kebetulan ingin membuat film tugas akhir ini di Indonesia. Setelah menjelaskan konsep film yang ingin dibuat (pitching) dan disetujui oleh dosennya, ia pun diberikan modal dari pemerintah Tiongkok. Tapi, karena diperlukan representasi lokal untuk mewakili Beijing Film Academy, saya pun menawarkan mereka untuk diwakili oleh UMN Production, dan akhirnya tercapailah kesepakatan,” buka Kemal ketika ditemui pada Jumat (9/2/18) lalu.
Produksi film ini melibatkan 40 orang kru dari Indonesia, yang 8 di antaranya merupakan gabungan antara mahasiswa dan alumni UMN. Beijing Film Academy juga turut menyumbangkan 12 orang kru yang ikut ambil bagian.
“Saya cukup terbuka dengan mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan untuk terlibat di dalam proyek ini, tetapi saya memang hanya dapat rekrut secara terbatas karena yang saya butuhkan adalah skillset tertentu,” lanjut dosen yang merangkap sebagai manajer UMN Production itu.
Selain mendapat keuntungan seperti terbangunnya network dan secara tidak langsung menjadi ajang studi banding, Kemal tidak memungkiri jika terdapat beberapa masalah yang cukup mengganggu proses syuting. Di luar kendala perizinan dan hujan yang tidak menentu, Kemal juga sempat mengkhawatirkan adanya benturan bahasa, walaupun pada akhirnya masalah ini ternyata tidak mempengaruhi jalannya syuting.
“Yang menarik itu sebenarnya adalah mereka (mahasiswa Beijing Film Academy) merupakan mahasiswa berbahasa Mandarin dan Inggris, sedangkan mahasiswa kita berbahasa Indonesia, yang membuat total bahasa di dalam set menjadi tiga. Mereka tidak mengerti bahasa Indonesia, begitu juga dengan kru saya yang tidak paham Mandarin dan ada beberapa yang kesulitan dengan bahasa Inggris, tetapi mereka tetap bisa bekerja karena kebanyakan bahasa yang digunakan merupakan ‘bahasa teknis’,” jelas Kemal.
Memiliki alur cerita yang cukup rumit, disertai dengan selipan nilai-nilai ketimuran, Lost Words berkisah tentang pencarian yang dilakukan oleh seorang anak terhadap ibunya. Direncanakan untuk rampung pada bulan Juni atau Juli tahun ini, hak distribusi dari film ini akan diatur langsung oleh pemerintah Tiongkok.
Penulis : Gilang Fajar Septian
Foto : Tim dokumentasi UMN Production