SERPONG, ULTIMAGZ.com – Sistem absensi tapping dikonfirmasi akan menjadi sistem absensi satu-satunya bagi civitas academica Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Berlaku mulai semester ganjil mendatang (Agustus 2018), sistem tapping akan menggantikan sistem absensi dalam bentuk kertas secara keseluruhan yang selama ini digunakan sebagai sistem absensi utama.
Koordinator Sistem Informasi UMN Danryray mengatakan, perbedaan dengan cara absensi sebelumnya hanya terletak pada penggunaan tapping yang serentak. Tapping menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) tetap dilakukan sekali, kemudian dosen mengecek kembali via laman MyUMN.
“Kurang lebih sama kayak sekarang (sistemnya). Cuma tanpa kertas aja. Enggak ada step khusus sebenarnya,” ujar Danry.
Menurut pihak kampus, absensi dengan cara manual membutuhkan kertas yang cukup banyak setiap harinya. Dengan mengganti ke sistem absen tapping secara menyeluruh, diharapkan hal ini dapat semakin mendukung program kampus yang ramah lingkungan.
Potensi Titip Absen
Sistem absensi kertas memang memungkinkan beberapa mahasiswa untuk melakukan penitipan absensi dengan cara memanipulasi tanda tangan melalui pihak lain. Namun dengan berlakunya sistem tapping ini, sebagian mahasiswa menganggap potensi mereka untuk menitip absensi justru menjadi lebih mudah dari sebelumnya.
“Iya, soalnya kan enggak usah tanda tangan. Itu bisa jadi lebih gampang lah, orang bisa titip kartu doang. Kalau tanda tangan kan agak susah dimanipulasi, apalagi dosennya manggil satu-satu,” ucap salah satu mahasiswi Jurnalistik 2017 Maria Divina.
Di sisi lain, salah satu mahasiswi Jurnalistik 2015 Sella Eliadita menganggap, keputusan kampus menjadikan sistem tapping sebagai sistem absensi utama tidak akan mengubah peluang mahasiswa untuk melakukan penitipan absensi.
“Sebenarnya sama aja, sih. Menurut aku, ya, kalau misalnya tipsen (penitipan absensi) juga enggak akan bisa. Kan tetap dari dosen sendiri yang centang-centangin (di MyUMN). Kecuali kalau sama ketua kelas dan orang itu (yang absen) udah minta buat titip kayak gitu. Jadi sama aja sebenarnya,” kata Sella.
Menurut salah satu dosen Ilmu Komunikasi Rajab Ritonga, penitipan absensi yang dilakukan oleh mahasiswa memang selalu ada, baik dalam sistem absensi kertas maupun tapping. Sebab pada akhirnya, tindakan ini pun kembali ke diri masing-masing.
“Kalau namanya akal-akalan pasti ada saja. Mau pakai tapping, mau pakai kertas, namanya sifat dasarnya sudah ngakalin, tuh, pasti ada,” tegasnya.
“Manusia punya akal budi. Nah tinggal tadi, kan bisa saja dia menitipkan tapping. Sama saja, ya, kertas dia juga bisa titip tanda tangan.”
Hal senada juga diutarakan oleh Danry. Menurutnya, selama ini pun mahasiswa kerap menemukan celah untuk menitipkan absensi pada temannya.
“Intinya ada di dosen. Jadi ketika cek, dosen harus perhatikan mahasiswanya. Kertas dan tapping itu sarana pembantu. Tapi yang pasti harus ada andil dari dosen sendiri,” kata Danry.
Fasilitas Tapping yang Perlu Diperhatikan
Untuk mengecek kesiapan infrastruktur, tim Ultimagz turun ke lapangan dan melihat kondisi alat-alat tapping di kelas-kelas. Hasil pengamatan menunjukkan masih adanya alat tapping yang rusak di sejumlah ruang kelas. Kelas yang Ultimagz dapati memiliki alat tapping rusak antara lain B313 dan B303. Selain itu di gedung C, alat tapping kelas C608 tidak aktif dan C301 menunjukkan warna lampu indikator yang salah.
Rajab mengatakan, cara absen tapping dapat berjalan efektif jika sarana penunjang siap. Sosialisasi kepada civitas akademika UMN harus dilakukan dengan maksimal, lebih dari pengumuman di layar LCD (Liquid Crystal Display) kampus.
“Kalau infrastrukturnya sudah oke semua, sudah bekerja, kemudian sosialisasinya sudah berjalan dengan baik, itu pasti efektif. Harus disiapkan oleh pihak manajemen,” kata Rajab.
Pihak IT kini tengah melakukan pengecekan alat tapping secara rutin. Pemeliharaan yang sudah dimulai sejak akhir tahun 2017 tersebut dilakukan guna memastikan bahwa sistem tapping nanti dapat berjalan dengan lancar setidaknya mulai Agustus mendatang.
“Karena alat ini kan dari vendor ya dan bukan kita yang develop sendiri. Kita cari terus solusinya supaya nanti pas sistem ini berjalan seratus persen itu downtime-nya (tidak aktif) nol persen,” imbuh Danry. Dampaknya, setiap kali siswa masuk kelas, data akan ter-input sehingga mahasiswa tak perlu khawatir kehilangan datanya.
Perubahan sistem absen yang akan sepenuhnya mengandalkan tapping pada semester baru merupakan langkah baru untuk mewujudkan citra kampus hijau pada UMN. Kesiapan sarana juga dinantikan. Pun demikian dengan penggunanya. Sebab tanpa kesadaran mahasiswa dan dosen, proses tapping hanya sekadar proses menempelkan KTM pada alat absensi tanpa efektivitas.
Penulis: Audrie Safira Maulana & Nabila Ulfa Jayanti
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: Nabila Ulfa Jayanti