JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Pendidikan menjadi salah satu tolok ukur atas kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara. Oleh karena itu, Indonesia yang akan memasuki MEA pada 2016 mendatang perlu memperhatikan kembali taraf pendidikan masyarakat demi mempersiapkan muda-mudi yang mampu bersaing.
Demi mewujudkan hal tersebut, Festival IYC 2015 mengadakan seminar pendidikan di Upper Room, Wisma Nusantara, Sabtu (28/11). Seminar tersebut dihadiri oleh founder ruangguru.com Iman Usman, Mario Masaya, dan Namin AB Ibnu Solihin sebagai pembicara.
Berkaca pada pendidikan di Indonesia, Iman melihat bahwa masalah utama dari pendidikan di Indonesia terletak pada kompetensi guru. Sebagai front liner pendidikan, kualitas dan distribusi guru ke kota dan daerah perlu diperhatikan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembenahan sekolah keguruan dan distribusi guru yang memadai.
“Rasio guru dan murid di Indonesia yaitu 1:17. Pertanyaannya, quality itu sesuai atau tidak dengan kuantitas yang dibutuhkan,” ucap Iman.
Di sisi lain, Namin lebih berharap kepada generasi muda untuk memperbaiki pendidikan Indonesia kedepannya. Ia berharap agar banyak generasi muda yang mau menjadi guru, mengingat sedikitnya guru dengan kemampuan mengajar yang baik sekarang ini.
“Jangan minta perubahan bagi guru-guru kita, menggunakan teknologi saja mungkin tidak bisa,” ujarnya memberi contoh.
Sementara itu, kurangnya penghargaan terhadap guru juga menjadi fokus pembahasan yang disampaikan oleh Mario.
“Boleh idealis guru pahlawan tanpa tanda jasa, tapi di lapangan gaji guru kecil banget. Siapa yang mau? Standar hidup mereka juga perlu ditingkatkan,” jelas Mario.
Perlunya Inovasi untuk Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Melihat sistem kurikulum pendidikan Indonesia yang terus berubah, Namin merasa bahwa adanya keputusan dari pemerintah yang belum optimal. Menurutnya, perubahan kurikulum yang sering terjadi dirasa kurang perlu. Namun, inovasi tetap dibutuhkan untuk memaksimalkan kurikulum tersebut.
“Padahal, menurut survei, kurikulum 2013 sudah baik, tapi penilaiannya saja yang perlu disederhanakan,” ujar Namin.
Penulis: Agustina Selviana
Editor: Lani Diana
Fotografer: Debora Darmawan