JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Pada May Day 2018 (01/05/2018) ribuan buruh kembali berunjuk rasa di depan Monas di Jl. Silang Monas Barat Laut dalam rangka memperingati hari buruh internasional. Banyak pihak, khususnya organisasi-organisasi buruh dan Polda Metro Jaya yang sudah mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari sebelum aksi May Day 2018.
Damar Panca, juru bicara Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak), menyatakan 30.000 buruh dari kawasan Jabodetabek memusatkan unjuk rasa di Istana Merdeka. Rute long march massa demonstran dimulai dari kantor International Labour Organization (ILO) di Jalan MH Thamrin, yang dilanjutkan dengan melewati Bundaran Patung Arjuna Wijaya dan berakhir di depan Istana Merdeka.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menjalankan pengalihan lalu lintas untuk mengatur massa demonstran. Pengalihan lalu lintas dilakukan dari kawasan sekitar Istana Negara dan Kedubes AS, gedung DPR MPR RI, Gelora Bung Karno (GBK), dan gedung KPK serta gedung Kemenakertrans.
Saat May Day 2018 berlangsung, massa demonstran mengekspresikan tuntutan mereka masing-masing. Tuntutan-tuntutan mereka adalah pengangkatan honorer menjadi PNS, pengesahan revisi UU ASN 2018 dan penambahan upah minimum dan biaya BPJS. Selain itu para demonstran juga menyampaikan kritisi terhadap tenaga kerja asing (TKA) yang ternyata merupakan pekerja serabutan, serta UU yang hangat dibicarakan seperti PP 78 Tahun 2015 dan Perpres No 20 Tahun 2018.
Tuntutan-tuntutan tersebut dilakukan lewat berbagai aksi dan media media. Salah satunya dengan pengibaran bendera-bendera organisasi dan poster-poster tuntutan massa. Selain itu, ada juga pidato-pidato yang disampaikan melalui pengeras suara dari atas mobil komando oleh para demonstran yang diantaranya terdiri dari anak-anak dibawah umur.
Dalam demonstrasi ini, beberapa petinggi dari organisasi buruh di Indonesia menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah. Salah satunya disuarakan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) Andi Gani Newa.
“Kami mengharapkan agar pemerintah lebih mendengarkan tuntutan kami dan terbukanya dialog antar pemerintah dan organisasi. Dialoglah yang terpenting,” jelas Andi.
Selain Andi, ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Roy Jinto juga ikut angkat bicara.
“Memang pasti ada cara masing-masing. Namun, kami yakin bahwa semua organisasi mempunyai tujuan yang sama, yaitu kesejahteraan buruh,” ujar Roy.
Penulis: Ignatius Raditya Nugraha
Foto: Aldo Sitanggang
Editor: Gilang Fajar Septian
Sumber: Kompas.com, Tribunnews.com, Tirto.id