JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Suherry Arno mengadakan pameran tunggal berjudul “Melampaui Fotografi” di Galeri Nasional Indonesia dari 24 Oktober hingga 5 November 2017. Suherry Arno yang dibantu oleh Jim Supangkat dan Arbain Rambey sebagai kuratornya, menampilkan karya-karya fine art fotografi yang apik.
“fine art fotografi adalah photo-art yang berdasarkan dari imajinasi dan kreativitas fotografernya,” katanya ketika ditemui di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10/17).
Fotografer kelahiran Kota Bogor ini juga mendefinisikan fotografi sebagai kegiatan menggambar dengan cahaya. Namun, proses menggambar dengan cahaya tidak selesai hanya sampai kamera saja, tetapi berlanjut hingga proses pencetakan.
“Kalau mau serius di bidang fotografi, harus serius sampai tahap akhir jadi harus punya goals. Fotografer seni bicara tentang hasil akhir atau pencetakan, jadi harus mulai mencoba mencetak hasil karya kita, karena hasilnya beda dengan komputer,” ujar Suherry Arno.
Hal tersebut dibuktikan oleh Suherry Arno dalam pameran tunggalnya. Setiap foto dicetak dengan menggunakan bahan dan alat yang berbeda-beda. Dia juga menunjukkan secara langsung perbedaan tersebut dengan menggunakan foto yang sama. Menurutnya, dia selalu menggunakan perasaan dan pengalamannya dalam menentukan bagaimana setiap foto semestinya diedit dan dicetak.
Selain itu, tidak semua foto diambil dengan kamera analog. Pasalnya, ada beberapa foto diambil menggunakan kamera digital dengan sensor 15 -16 MP dan mengutamakan tahap eksekusinya.
“Standar saya foto harus tetap tajam minimal 30cm dari jarak pandang,” tutur pria yang berguru fotografi di Amerika Serikat ini.
“Saya suka keindahan. Jadi foto yang indah itu kalau menurut pandangan si fotografer bahwa foto itu indah. Misalnya kayak street photography objeknya ada yang seperti orang tuna wisma, saya gak suka. Kalau hunting foto saya juga gak ada target, misalnya satu hari saya harus dapat 10 foto, ya enggak bisa, karena hubungannya sama alam. Nikmati saja, jadi ketika hunting kita gak stres,” tambahnya.
Penulis: Harvey Darian
Editor: Christoforus Ristianto
Fotografer: Harvey Darian