Para maestro kesenian seperti Kartolo, Didik Nini Thowok, dan Djaduk Ferianto berkumpul dalam satu panggung pentas “Indonesia Kita” yang bertajuk “Matinya Sang Maestro” pada 12 – 13 April 2014 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Seniman kenamaan lainnya seperti Marwoto, Sruti Respati, Sapari, Yu Ning dan Trio GAM (Gareng Rakasiwi, Joned, Wisben) juga turut meramaikan pentas yang disutradari oleh Agus Noor ini.
“Tak bisa dibantah, seniman- seniman seperti Kartolo, Didik Nini Thowok, Marwoto, adalah para maestro komedi yang memiliki komitmen dan pengabdian pada dunia seni dan budaya yang menjadi kebanggaan kita. Tapi justru nasib mereka seperti sering terlupakan, atau terpinggirkan,” tutur Butet Kartaredjasa, tim kreatif Indonesia Kita.
Program “Indonesia Kita” yang didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya ini mencoba mendialogkan kembali semangat ke-Indonesiaan melalui pentas-pentas yang mengangkat kekayaan dan kekuatan etnik, sekaligus modernitas yang berlangsung dalam masyarakat.
Pertunjukan ini pun diselenggarakan bukan hanya untuk mengangkat kisah dengan latar belakang kehidupan para maestro kesenian, namun juga dari nilai-nilai yang saat ini semakin menghilang, yaitu komitmen dan pengabdian.
Pentas-pentas yang diselenggarakan “Indonesia Kita” merupakan sebuah upaya menyampaikan gagasan perihal keberagaman dan kebersamaan tentang Indonesia. Dengan jalan artistik dan kebudayaan seperti pentas merupakan cara untuk menumbuhkan sikap toleran dan menghargai keberagaman, hingga Indonesia bisa menjadi “rumah bersama”.
Panggung kesenian ini digelar agar semangat berbangsa serta keberagaman dapat tumbuh dengan mencintai budaya yang merupakan cara terbaik demi kebersatuan bangsa, rasa bangga dan kecintaan terhadap Indonesia.
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Reporter: Ghina GhaliyaEditor: Patric Batubara
Fotografer : Ghina Ghaliya[/box]