JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Selain fenomena gerhana super blue blood moon yang sempat terjadi di Indonesia pada akhir Januari 2018, kini Indonesia akan kembali mendapatkan fenomena alam yang unik. Hari Tanpa Bayangan atau vernal equinox akan melintasi Indonesia pada Rabu (21/03/18), tepatnya pada pukul 11.50 WIB.
Walaupun bisa terjadi dua kali sepanjang 2018, yaitu pada 21 Maret dan 23 September, fenomena ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang belum pernah melihatnya. Fenomena ini bisa dinikmati warga yang tinggal di sekitar garis khatulistiwa, seperti Pontianak, Kalimantan Barat.
“Saat tengah hari, apabila seseorang berada di wilayah khatulistiwa, maka matahari akan berada hampir tepat di atas kepala. Hal ini mengakibatkan tidak adanya bayangan. Istilahnya yaitu hari nir bayangan atau hari tanpa bayangan,” tulis Lembaga Antariksa Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di situs resminya.
Lebih lanjut, LAPAN menjelaskan fenomena ini terjadi karena bumi beredar mengitari matahari pada jarak 150 kilometer dengan periode kurang lebih 365 hari. Garis rotasi atau bidang ekliptika bumi pun tidak seutuhnya lingkaran, melainkan berbentuk agak lonjong yang membuat bumi terkadang bergerak lebih cepat atau lambat dari matahari.
Matahari akan berada tepat di atas ekuator pada 20 Maret 2018 pukul 23.15 WIB dan mencapai titik puncak (kulminasi) pada 21 Maret 2018 pukul 11.50 WIB. Kemudian, matahari akan perlahan terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian.
Saat fenomena hari tanpa bayangan berlangsung, maka pembagian siang dan malam di bumi juga memiliki durasi yang sama rata, yaitu 12 jam. Fenomena durasi siang dan malam yang sama ini dikenal dengan sebutan vernal equinox. Fenomena yang sama juga akan terjadi pada September mendatang dengan sebutan autumnal equinox.
Selain durasi siang dan malam yang sama, fenomena ini juga menandai waktu pergantian musim. Seperti misalnya di Indonesia, setelah 21 Maret 2018 musim akan perlahan berganti menjadi musim kemarau.
Selain Pontianak, fenomena hari tanpa bayangan juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di antara 23,4 derajat LU – 23,4 derajat LS. Denpasar, Bali, contohnya, telah mengalami fenomena ini pada 26 Februari 2018 dan akan mengalaminya lagi pada 16 Oktober 2018. Jakarta juga telah mengalami fenomena ini pada 5 Maret 2018 dan akan mengalaminya lagi pada 9 Oktober 2018.
Penulis: Stefanny
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: twitter.com/LAPAN_RI
Sumber: cnnindonesia.com, detik.com, LAPAN.go.id