JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Sembilan orang yang terbukti melakukan pengaturan skor pertandingan (match fixing) pada musim Indonesian Basketball League (IBL) Pertalite 2017 lalu dinyatakan mendapat hukuman larangan bermain di IBL oleh Manajemen IBL. Hal tersebut diungkapkan melalui rilis pers yang ditulis oleh pihak IBL dalam situs resminya, iblindonesia.com.
Sembilan orang tersebut terdiri atas delapan pemain dan satu ofisial Siliwangi Bandung. Mereka adalah Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Harlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo. Ditambah juga dengan Zulhilmi Fatturohman yang merupakan ofisial tim.
“Hukuman ini harus diberikan karena mereka melakukan tindakan yang tak bisa ditolerir,” ujar Direktur IBL Hasan Gozali, dilansir dari liputan6.com.
Hukuman berat yang diberikan kepada sembilan nama tersebut diberikan sesuai peraturan pelaksanaan IBL bab 4 pasal 7 ayat 2 yang berisi, “Apabila terdapat salah satu personel klub IBL yang terbukti melakukan game fixing (pengaturan skor), maka personel klub iBL tersebut akan dikenakan sanksi minimal Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan tidak boleh mengikuti seluruh kegiatan PT BBI seumur hidup”.
Pemberian hukuman yang berat ini diberikan IBL dengan tujuan agar tidak terjadi hal serupa pada musim-musim selanjutnya.
“Siapa pun yang terbukti melanggar akan terkena hukuman termasuk pemain asing, wasit, hingga pemilik klub,” tegas Hasan.
Sebelumnya, sembilan orang yang dianggap melakukan pengaturan skor pertandingan tersebut telah diberi sanksi oleh PP Perbasi. Mereka tidak diperkenankan bertanding dalam basket nasional dengan durasi yang berbeda-beda. Sebut saja Ferdinand yang dihukum skors lima tahun, Wilopo, Gian, Haritsa, dan Untung diskors empat tahun, Vinton, Fredy, dan Riza menerima hukuman skors tiga tahun, dan Zulhilmi diskors dua tahun.
Manajemen Klub Siliwangi Bandung mengungkapkan kekecewaannya pada delapan pemain dan satu ofisialnya tersebut. Mereka mengatakan akan melakukan jalur hukum untuk menindaklanjuti masalah ini.
“Kami jelas sangat kecewa sekali dengan kejadian ini. Dan karena kejadian match fixing ini kita sangat dirugikan dan loss of business sangat besar terkait tim ini dan perusahaan. Selanjutnya kami sudah menunjuk tim kuasa hukum kami untuk melakukan langkah-langkah hukum,” ujar Direktur Utama PT. Bandung Utama Raya Dennis Depriadie seperti dilansir pikiran-rakyat.com.
Tidak hanya itu, Ketua Umum Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Danny Kosasih juga mengungkapkan adanya 13 nama lain yang diduga terlibat pengaturan skor pertandingan IBL musim lalu.
“Di Perbasi, ada daftar nama 13 orang yang antre (untuk dijatuhkan sanksi). Setelah mendapatkan bukti, saya akan jatuhkan sanksi,” ucapnya.
Penulis: Geofanni Nerissa Arviana
Editor: Hilel Hodawya
Foto: republika.co.id
Sumber: iblindonesia.com, bola.com, pikiran-rakyat.com, liputan6.com