SERPONG, ULTIMAGZ.com – Seragam pemain Liga Basket America Serikat (NBA) musim 2017/2018 yang disponsori oleh Nike, Inc., menggantikan Adidas yang telah berkiprah selama beberapa tahun silam. Namun, performa prima perusahaan asal Amerika Serikat tersebut ternilai buruk pada awal musim NBA lantaran robeknya sejumlah seragam pemain kala bertanding.
Insiden pertama terjadi pada Tyler Ennis kala pertandingan Los Angeles Lakers dan Minnesota Timberwolves pada pra musim NBA, Minggu (01/10/17). Perlu diketahui, pra musim NBA merupakan tiga sampai delapan pertandingan “pemanasan” sebelum musim NBA dimulai. Tyler Ennis yang membela Lakers terpaksa harus keluar dari pertandingan usai seragamnya ditarik oleh Aaron Brooks.
Peristiwa kedua terjadi pada gim pembuka NBA 2017/2018 antara Cleaveland Cavaliers dan Boston Celtics, Rabu (18/10/17). Jersey bernomor punggung 23 milik LeBron James robek setelah ditarik oleh kompetitornya dari Celtics, Jayleen Brown.
Namun sungguh tak disangka kejadian tersebut terjadi pada LeBron James yang merupakan salah satu ambasador Nike di kancah bola oranye. James yang telah merilis lebih dari 15 sepatu bersama Nike seharusnya menjadi wajah debut Nike pada jersey NBA musim ini, sebaliknya malah menjadi salah satu pemain yang mengalami persitiwa memalukan tersebut.
Melansir washingtonpost.com, Nike, Inc. menanggapi persitiwa tersebut.
“We are obviously very concerned to see any game day jersey tear and are working with the NBA and teams to avoid this happening in the future,” seperti tertera pada siaran persnya dua hari pasca kejadian.
Peristiwa ini masih berlanjut dengan robeknya seragam Draymond Green kala pertandingan antara Golden State Warriors dan Washington Wizards Sabtu (28/10/17). Memang insiden robeknya jersey milik Green tersebut diakibatkan oleh perkelahiannya dengan Bradley Beal, namun hal ini tak bisa menjadi alasan robeknya produk pakaian berlogo swoosh tersebut.
Robeknya seragam tanding Warriors bernomor 23 tersebut dilansir cukup parah. Pasalnya, robekan lebar terjadi pada bagian kanan jersey Green yang mengakibatkannya dikeluarkan dari pertandingan. Tak hanya itu, baik Green dan Beal memang dikeluarkan dari pertandingan karena menerima pelanggaran teknis atau technical foul.
Sebagai olahraga tim, tak pelik terjadi kontak fisik antarpemain kala sebuah pertandingan. Posesi bola cukup menentukan dinamika permainan yang menyebabkan para pemain berusaha mempertahankan bola oranye didominasi tim masing-masing. Pun, kontak fisik tidak menjadi manuver untuk kompromi soal rusaknya seragam pemain.
Tingginya kontak fisik ini menuntut bahan pakaian yang sesuai dengan tensi dan tegangan permainan. Kualitas bahan pakaian yang tak sesuai hanya akan mengakibatkan sejumlah insiden serupa. Dalam hal ini, penulis tidak menilai Nike memiliki kualitas produk yang buruk, hanya saja mungkin belum sesuai untuk dinamika permainan bola basket.
Peristiwa ini dapat dijadikan bahan evaluasi Nike dan sebuah tamparan keras bagi kualitas Nike dalam ranah bola basket. Telah ternama secara internasional, Nike perlu menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen akan produknya, tak hanya konsumen namun ambasador-ambasador Nike seperti Kobe Bryant, LeBron James, dan Kevin Durant. Bisa jadi apabila tetap tidak ada perubahan, NBA akan kembali berkolaborasi dengan Adidas atau produk olahraga lainnya selain Nike.
Penulis: Ivan Jonathan
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: news.sportslogos.net, youtube.com, thestreet.com, blacksportsonline.com
Sumber: businessinsider.sg, washingtonpost.com, youtube.com, cbssport.com