SERPONG. ULTIMAGZ.com – Rencana Presiden Indonesia, Joko Widodo untuk menaikan harga BBM telah diberlakukan terhitung sejak Selasa (18/11/14) setelah sebelumnya sempat menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat.
Presiden Jokowi telah mengumumkan rencana kenaikan BBM ini usai kepulangannya dari sidang forum KTT APEC, KTT ASEAN, dan G20 beberapa waktu lalu.
Jokowi beserta kabinetnya berharap kenaikan harga BBM subsidi ini dapat memperbaiki alur subsidi yang diberikan pemerintah dan mengatur BBM subsidi yang sebelumnya sering disalahgunakan.
Kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000,- ini dirasakan oleh kebanyakan orang akan menambah beban masyarakat, khususnya para mahasiswa.
Namun, mahasiswa UMN memiliki pendapat lain. Tonny Aldi, Mahasiswa Manajemen 2014 mengaku belum merasakan dampak kenaikan harga BBM ini. Ia bahkan lebih memilih untuk membeli bensin di SPBU Asing karena harganya yang beda tipis dengan premium.
“Harga premium Rp 8.500,-, sedangkan di Shell Rp 10.500,- tapi kualitasnya lebih bagus,” jelasnya.
Kezia Mariska, Ilmu Komunikasi 2014 juga berpendapat bahwa kenaikan harga BBM ini bagus untuk mendisiplinkan masyarakat. Menurutnya, harga premium yang tidak beda jauh dengan pertamax bisa membuat masyarakat lebih memilih untuk membeli BBM non-subsidi seperti pertamax. “Bagus sih, jadi BBM bersubsidinya bisa lebih digunain sama yang seharusnya,” ucapnya menambahkan.
Kebijaksanaan pemerintah soal kenaikan harga BBM subsidi ini memang turut membuka titik terang untuk perbaikan aliran subsidi. Namun, jika suatu saat harga BBM subsidi akan naik lagi, Jacinda Arverina, DKV 2014, berpendapat bahwa tidak masalah selama sesuai dengan pendapatan rakyat. “Asal jelas tujuannya mau dikemanain sih, no problem ya.” jelas Jacinda.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Selviana
Editor : Didit Abdillah
Sumber Gambar: Energitoday