SERPONG, ULTIMAGZ.com – Untuk meningkatkan kepekaan masyarakat akan budaya Tanah Air, kelas F jurusan Public Relation 2015 melaksanakan pembelajaran membatik melalui Corporate Social Responsibility (CSR) pada Senin (22/05/17) di kantin gedung C UMN. Berjudul Pasukan Pelestari budaya (Papeda), acara ini diharapakan meningkatkan kepedulian peserta terhadap warisan budayanya sendiri.
“Kita harap melalui Pasukan Pelestari Budaya mereka mencintai budaya Indonesia melalui membatik,” Ucap Ketua Panitia Papeda Jeremy Cristabel.
Keberagaman budaya Indonesia merupakan cermin dari bangsa yang kaya akan kebudayaan. Sayangnya, kebudayaan tersebut perlahan luntur dari ingatan generasi saat ini. Survei yang diadakan panitia Papeda, ujar Jeremy, membuktikan bahwa banyak mahasiswa UMN yang belum peduli dengan ragam kebudayaan Indonesia.
Kendati demikian, perlu upaya untuk menjembatani masyarakat dengan kebudayaan Indonesia, salah satunya dengan pengenalan akan budaya itu sendiri. Bersama dengan Rumah Batik Pal Batu, panitia Papeda menilai, edukasi batik dapat mendorong pengenalan akan budaya lokal.
Sebagai representasi dari Indonesia, Batik dikenal sebagai sesuatu yang ikonik di Tanah Air maupun mancanegara. Keragaman jenis batik Indonesia merepresentasikan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Pengenalan akan batik diharapkan dapat membuka wawasan peserta untuk mendalami lagi kebudayaan Indonesia lainnya.
“Pertama mereka (peserta) akan tahu budaya Indonesia melalui batik. Setelah mereka tahu, mereka akan gali lebih dalam melalui kesenian-kesenian yang ada. Baik tarian, maupun lagu-lagu daerah,” tambah Jeremy.
Dalam kesempatan ini, Papeda juga mengundang siswa-siswi dari SMPN 2 Pagedangan Medang untuk ikut serta dalam kegiatan membatik ini. Salah satu anggota Kampung Batik Pal Batu, Errina, merasa bahwa keterlibatan siswa-siswi dalam membatik merupakan sasaran yang tepat.
“Kalau dari anak-anak InsyaAllah akan tertanam dalam jiwa mereka kalau mereka harus peduli terhadap kebudayaan Indonesia,” ujar Errina.
Sayangnya, untuk kedepannya belum ada perencanaan untuk menindaklanjuti kegiatan ini. Saat ini, Papeda hanya difokuskan untuk pemenuhan persyaratan penilaian mata kuliash CSR yang diemban mahasiswa kelas F ini. Adapun demikian, kegiatan seperti ini diharapkan tetap berlanjut untuk melestarikan kebudayaan Indonesia.
“Untuk saat ini saya harap kegiatan ini bisa menjadi trigger untuk kegiatan serupa tahun depan,” ujar salah satu dosen mata kuliah CSR Glorya Agustiningsih.
Penulis: Ivan Jonathan
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: Bonaventura Ezra