JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Ibu kota baru saja dibuat mencekam oleh munculnya teror bom yang meledak di kawasan Sarinah, Thamrin, Kamis (14/1) lalu. Setelah enam tahun aman dari kasus serupa, mungkinkah ini sebuah gertakan, ancaman, atau peringatan bagi pemerintah Indonesia?
Situasi pagi di metropolitan tiba-tiba dikejutkan oleh serangkaian ledakan yang dimulai pada pukul 10.50 WIB, tepatnya di depan Starbucks Sarinah dan pos polisi perempatan Sarinah. Baku tembak juga sempat terjadi sebelum ledakan terjadi.
Belum diketahui secara jelas motif utama dari adanya peledakan yang diduga bom bunuh diri tersebut. Kejadian ini menewaskan enam orang sekaligus, termasuk seorang polisi. Tiga diantara korban tewas disinyalir merupakan pelaku teror sendiri.
Kasus memilukan ini merupakan yang pertama kalinya sejak kasus pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan pada Juni 2009 silam. Maraknya dunia internasional dengan ancaman ISIS akhirnya mulai dikaitkan dengan kasus ini.
Masyarakat boleh saja bergejolak dan mempunyai pendapatnya masing-masing mengenai hal ini. Namun yang jelas, keamanan ibu kota sebagai pusat segala kesibukan di Indonesia mulai dipertanyakan. Kasus yang bangkit lagi setelah “mati suri” enam tahun ini, bisa dikatakan menjadi sebuah gertakan akan keamanan di Indonesia yang mulai “tidur-tiduran” .
Belum memedulikan motif utama tersangka, kasus ini seakan sudah mengguyurkan seember air bagi pemerintah Indonesia dalam hal keamanan. Apapun bentuk ancaman bagi keamanan negeri ini, segala bentuk kewaspadaan harus terlihat jelas dari sisi pemerintahan.
Presiden Joko Widodo sendiri yang telah mendatangi tempat kejadian secara langsung hanya bisa mengimbau masyarakat untuk tidak banyak berspekulasi. Begitu pula gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang meminta masyarakat untuk tetap tenang.
Terlalu banyaknya spekulasi dari masyarakat juga bisa mengganggu fokus pemerintah dalam mengusut kasus ini. Jika ini sebuah peringatan, maka ini hanyalah sebuah peringatan untuk pemerintah kita terhadap keamanan negeri ini, dan adanya spekulasi apapun mungkin hanya dalam konteks kepentingan beberapa pihak.
Penulis: Richard Joe Sunarta
Editor: Alif Gusti Mahardika
Sumber: news.liputan6.com, news.detik.com, dan nasional.republika.co.id
Foto: Istimewa