SERPONG, ULTIMAGZ.com – Dalam pelaksaannya, minimnya penerangan Malam Ekspresi Mahasiswa (Maxima) 2017 menjadi salah satu kendala teknis yang banyak dikeluhkan pengunjung dan partisipan. Kendala ini berdampak keadaan stan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan alur jalan pengunjung. Pencahayaan yang kurang memadai membuat banyak mahasiswa yang memakai alat bantu sebagai sumber cahaya.
Saat hari mulai gelap, area lapangan parkir Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang menjadi tempat berlangsungnya Maxima 2017 makin dipenuhi pengunjung.
Meskipun demikian, hal ini tidak diimbangi dengan penerangan yang cukup. Terlihat banyak pengunjung yang menyalakan senter dari telepon genggamnya guna menerangi jalan. Kendala ini jadi menurunkan minat mahasiswa dalam melihat-lihat stan yang ada.
“Karena gelap ini kita mau jalan aja susah, mau lihat-lihat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) juga enggak bisa jelas, mau daftar juga bingung, ngaruh banget sih pencahayaannya. Mengganggu sih, ” keluh salah satu pengunjung Maxima 2017, Yosua Setiawan yang merupakan mahasiswa Public Relations 2016.
Bagi partisipan, minimnya sumber cahaya juga menjadi masalah tersendiri. Panitia Maxima 2017 memberi fasilitas penerangan berupa satu lampu untuk satu stan. Lampu yang diberikan pun merupakan lampu kabel tanpa steker.
Konduktor lampu yang hanya berupa kawat listrik juga berisiko untuk menimbulkan sengatan listrik. Selain itu, masih ada beberapa partisipan yang belum mengerti cara menyalakan lampu tersebut.
“Lampu tadi cuma ada kabel enggak ada colokannya. Jadi lampu kita ngandelin sebelah-sebelah (stan) aja,” jelas Ketua UKM Ultimate Stunt Fighters Ricky Nathanel.
Sekali lagi, minimnya pencahayaan berpengaruh pada minat pengunjung untuk datang ke stan UKM. “Pencahayaan ini ngaruh, soalnya kita kan ada properti yang dipajang tapi karna gelap ini orang jadi kurang tertarik dan enggak pada masuk,” keluh Ricky.
Menanggapi masalah ini, Ultimagz telah bertemu dengan pihak Maxima untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Koordinator Divisi Perlengkapan Maxima 2017 Griffin Lemuel menerangkan bahwa perbedaan model tenda menyebabkan perbedaan spesifikasi lampu di setiap stan.
“Sebenernya lampu jadi kurang terang kayak gitu karna perubahan model tenda yang kita pakai, tegas Griffin.
“Berbeda dari tahun lalu yang model tendanya kayak barak langsung satu row, otomatis pembiasan cahayanya sendiri lebih merata. Sekarang kan kita pakai stanafil (jenis tenda) yang didirkannya satu persatu. Lampu di stanafil itu (posisinya) agak condong ke atas jadi ibaratnya dia (cahaya) itu enggak bisa nyebar ke tenda berikutnya. Makanya kenapa sedikit redup,” jelas Griffin.
Selain itu, spesifikasi lampu yang menggunakan konduktor kawat dipakai karena adanya salah paham dengan vendor lampu yang bekerja sama dengan Maxima.
“Itu ada miscomm antara divisi perkap (perlengkapan) dengan vendor. Apa yang kita bayangkan ternyata berbeda dengan yang biasa vendor lakukan. Dalam artian biasanya mereka enggak pasang colokan cuma dibuka kayak gitu, tapi kita tahunya itu dicolok,” tambah mahasiswa Sistem Informasi 2016 itu.
Masalah kelistrikan tidak hanya menyebabkan padamnya listrik di beberapa baris stan, namun juga menyebabkan padamnya sistem suara di panggung.
Griffin mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena masalah terhadap generator listrik. Pemakaian generator dalam waktu yang lama menyebabkan habisnya bahan bakar. Hal inilah yang menyebabkan padamnya lampu stan dan sistem suara.
“Sebelum hari H, jam empat pagi vendor sudah melakukan check sound sampai kejadian pas mati tadi, jadi ada kehabisan bahan bakar,” ujar Griffin.
“Sebenarnya kita sudah bilang akan check sound dari jam sepuluh tapi kami sebagai pihak yang belum tahu check sound secara pasti cuma ngikutin aja, ternyata ada kendala yaitu bensinnya habis,” tambahnya.
Sebagai salah satu acara besar UMN, Maxima diharapkan bisa lebih memperhatikan aspek-aspek pendukung acara seperti kelistrikan ini. Griffin pun berpendapat demikian untuk Maxima ke depannya.
“Untuk Maxima selanjutnya mungkin harus lebih banyak memperhatikan hal-hal kecil, karena pas hari H itu yang berdampak banget,” tutupnya
Penulis: Ariefiani Elfrida Mastina Harahap
Editor: Christian Karnanda Yang
Foto: Evan Andraws