Rasanya untuk beberapa tahun mendatang, kita akan terus melihat Paris Saint-Germain sebagai tim terbaik dari liga Prancis, atau yang biasa lebih kita kenal dengan Ligue 1. Kedigdayaan itu nyata dimiliki oleh mereka setelah menutup musim 2013/14 dengan double winners berkat trofi liga dan Coupe de la Ligue.
Apa yang ditampilkan oleh PSG di musim ini jauh lebih mengerikan dibanding musim sebelumnya. Secara permainan tim, mereka jauh lebih kompeten dan komplit. Hal ini tak terlepas dari datangnya pemain-pemain baru pada bursa transfer musim panas seperti Edinson Cavani dan Marquinhos, serta Yohan Cabaye yang menyusul di musim dingin.
Dominasi PSG di Ligue 1 benar-benar terasa apabila kita melihat data dan statistik selama satu musim penuh. Mulai dari daftar jumlah gol, total kemasukan, rataan penguasaan bola per pertandingan, hingga rataan percobaan tendangan per laga, seluruhnya dipuncaki oleh anak-anak asuhan pelatih Laurent Blanc itu.
Dipimpin oleh Zlatan Ibrahimovic, yang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 26 gol, Javier Pastore, Lucas Moura, Ezequiel Lavezzi, serta Cavani bisa membanggakan diri sebagai barisan penyerang paling mematikan di Prancis. Sementara di lini belakang dan lini tengah juga tidak ada masalah yang berarti. Ketika fondasi yang dibangun oleh Salvatore Sirigu, Gregory Van der Wiel, Alex, Thiago Silva, dan Maxwell semakin kokoh, keberadaan Marco Verrati, Blaise Matuidi, dan Thiago Motta melengkapi kemewahan skuad PSG.
Dengan kondisi AS Monaco yang masih belum stabil di tengah guyuran finansial, Olympique de Marseille yang mengalami degradasi performa, serta Olympique Lyonnais yang tak kunjung mendapatkan kekuatan terbaiknya seperti sedia kala ketika mereka menjadi juara liga tujuh musim berturut-turut, rasanya wajar apabila PSG sanggup mengakhiri musim dengan total raihan 89 poin, yang di mana membuat mereka menjadi klub juara dengan poin tertinggi dan memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Lyon (84 poin) pada tahun 2006.
Di Liga Champions, perjalanan PSG sebenarnya tidak bisa dibilang buruk. Hanya saja, langkah mereka harus terhenti di babak perempat final setelah bertemu dengan Chelsea. Untuk mimpi yang satu ini, sepertinya publik Parc des Princess masih harus bersabar. Namun, mendapatkan dua piala dari empat yang tersedia tentu tidak serta merta membuat Ibra cs. mendapatkan musim yang pantas untuk dilupakan.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Evans Edgar Simon
Foto: Getty Images [/box]



