SERPONG, ULTIMAGZ.com – Acara Dua Jam Lebih Dekat (DUDEKA) yang diadakan oleh Dewan Keluarga Besar Mahasiswa (DKBM) Universitas Multimedia Nusantara (UMN), pada Selasa lalu (20/3/18) di studio televisi gedung B, menjadi kesempatan para mahasiswa dan pihak rektorat untuk mendekatkan diri dan saling menyampaikan aspirasi. Dalam acara ini, banyak perwakilan dari himpunan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan media kampus yang menanyakan perihal sistem dan regulasi di kampus.
Salah satu pertanyaan diajukan oleh Erik Agra dan Gregorius Bagus, perwakilan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang menanyakan perihal keberadaan ruangan untuk masing-masing UKM, karena ruang 208 di gedung C sudah tidak cukup untuk menampung keseluruhan kegiatan dan barang-barang penting UKM.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Andrey Andoko menganggapi pertanyaan mahasiswa tersebut dengan menghubungkan situasi dalam dunia kerja.
“Dalam peminjaman ruang, mahasiwa tidak seenaknya saja bisa meminjam ruangan, karena di dunia kerja ada penyewaan ruangan yang tidak semudah saat kalian dikampus,” jawab Andrey.
Andrey juga menambahkan bahwa ruang UKM bukanlah tempat penyimpanan barang karena mahasiswa sering menyimpan barang UKM di ruang tersebut, yang sebetulnya memiliki fungsi sebagai ruang kerja.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Ika Yanuarti turut mengungkapkan keprihatiannya masalah kebersihan ruangan yang sudah difasilitaskan kepada organisasi kampus.
“Sebagai contoh, sudah diberitahu untuk membersihkan ruang BEM, ruang himpunan juga sama saja, jadi kalau sudah diberi ruangan sudah menjadi tanggung jawab kalian merawat dan menjaga kebersihan fasilitas itu,” tukas Ika.
Saraswening Purbawihayu dan Bayu Putra sebagai perwakilan UMN Radio, dalam kesempatan tersebut menanyakan pengajuan sistem penggantian alat yang rusak atau dana yang dibutuhkan, karena pihak UMN Radio merasa mendapat respon yang lama untuk hal tersebut.
“Sistem pembinaan media sedang dalam masa transisi, jadi untuk hal seperti pembina dan pengajuan seperti itu harus sedikit menunggu proses dulu,” tanggap pihak rektorat.
Pihak UMN Radio sempat bicara langsung berdua dengan Andrey. Dalam pembicaran itu Andrey menanyakan proses permintaan alat yang selama ini sudah UMN Radio tempuh.
Pihak rektorat juga mengatakan kalau kemungkinan akan ada pertemuan dengan pihak media kampus bersama dewan pembina media lainnya. Pertemuan tersebut direncakan untuk paling lambat berlangsung pada minggu ini.
Ditemui oleh Ultimagz setelah acara rampung, Erik dan Gregorius yang mewakili Mapala mengaku belum puas dengan tanggapan yang ia terima dan menambah pertanyaan baru.
“Karena tadi dibilang ruang UKM buat kerja bukan tempat penyimpanan, nah, kami malah bingung karena dari dulu aturan pengunaan ruangan memang enggak ada,” kata Erik dan Gregorius.
Mapala berharap agar kedepannya dapat mempunyai ruang sendiri untuk identitas organisasi, arsip UKM, sekaligus untuk menyambut tamu.
“Kami sih ingin ada ruang sendiri karena selama ini kalau ada tamu ketemunya di kost ketua, padahal Mapala kampus lain punya ruang sendiri,” harap mereka.
Erik dan Gregorius juga menambahkan kalau dengan memiliki ruang sendiri dapat meningkatkan performa mereka sebagai organisasi kampus pecinta alam, sehingga bisa mengharumkan nama UMN dengan prestasi yang mereka raih.
Selain Mapala, Saraswening yang mewakili UMN Radio juga turut menyampaikan keluhan. Ia menyayangkan proses transisi yang disebut rektorat di dalam acara.
“Media tetap harus berproduksi setiap harinya. Jadi sedikit menghambat untuk kami bisa bekerja secara maksimal,” jawab Saras.
Pihak Radio mencoba memaklumi masa transisi kepengurusan medianya yang sedang berproses. Dirinya juga menambahkan bahwa pertemuan pihak rektorat dengan media belum dijadwalkan.
Di lain kesempatan Bayu Putra dan Samantha Samsudin menambahkan bahwa pihak kampus merespon baik kemenangan UMN Radio di perlombaan yang diselengarakan Universitas Tarumanegara.
“Kami mendapatkan biaya penganti untuk perlombaan tersebut seperti uang pendaftaran, konsumsi, dan transportasi. Kalau kami menyerahkan sertfikat dan piala kami akan mendapat biaya tambahan,” jawab keduanya.
Penulis : Theresia Amadea
Editor : Gilang Fajar Septian
Foto : Laurentius Juliano Ergian