Judul: The Fault In Our Stars
Pengarang: John Green
Penerbit: Qanita, PT Mizan Pustaka
Tebal: 424 halaman
Tahun: 2012 (cetakan I)
Menjadi gadis yang didiagnosa kanker Tiroid dan paru-paru tidak berfungsi dengan baik pada usia 16 tahun bukanlah sebuah pilihan hidup Hazel Grace. Apalagi ia harus mengandalkan tabung oksigen yang selalu dibawa kemanapun. Selang kanula yang melilit di wajahnya menampakan bahwa ia rapuh. Ia memang harus menjalani kehidupan monoton sebagai seorang gadis yang berdiagnosakan penyakit. Kegiatannya selalu sama, mulai dari menonton TV, membaca buku yang sama berulang kali, dan pergi ke acara komunitas gereja. Meskipun berat, ibu Hazel menginginkan anaknya menjalani kehidupan remaja yang normal.
Namun, pertemuan Hazel dengan Agustus Waters ternyata membuatnya lebih membuka mata tentang dunia yang lebih luas. Mereka menjadi lebih dekat dan membicarakan hal-hal aneh namun menarik. Keduanya juga saling bertukar buku dan berbagi komentar tentang buku tersebut. Sangat sederhana, seperti sosok Agustus yang membuat Hazel menyukainya. Walaupun cara berjalan Agustus sangat kaku akibat kaki palsunya itu, Hazel tidak pernah berkomentar. Ia tetap menyukai Agustus.
Agustus sering kali memuji diri Hazel. Namun, ada satu hal yang Hazel sadari tentang dirinya dan membuatnya menjaga jarak dengan Agustus. Ia mengurungkan niatnya untuk menjadi kekasih Agustus. Tapi, Agustus justru selalu berusaha mati-matian agar tetap dekat dengan Hazel. Bagaimanapun caranya, meski akhirnya takdir yang harus menjauhkan mereka.
John Green berhasil memukau banyak orang lewat karyanya, The Fault In Our Stars. Novel yang memiliki kisah fiktif ini sungguh memilukan dan mampu memecahkan hati pembaca hingga berkeping-keping. Selain membiarkan hati para pembaca hancur, John Green juga memberikan secercah kebangkitan kata tidak akan menyerah di dalam novelnya tersebut.
Karakter Hazel Grace yang berani dalam menghadapi dirinya yang sekarat dan sangat menyukai seorang laki-laki berkaki satu bernama Agustus Waters. Tragedi cinta yang tidak akan pernah terpikirkan oleh semua orang di dunia ini. Meski hanya cerita fiktif, John Green rupanya sangat berhasil meluapkan perasaan berjuta-juta orang lewat The Fault In Our Stars. Selamat terlarut dalam karya John!
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Annisa Meidiana
Editor: Desy Hartini
Foto: di sini[/box]