“Sexual harassment is an epidemic in the field.” – Dolores Huerta, United Farm Workers co-founder
SERPONG, ULTIMAGZ.com – Frontline bekerjasama dengan Univision dan The Center of Investigative Reporting (CIR), mengangkat film dokumenter tentang perempuan dengan judul “Rape In The Field”. Mengutip pbs.org, dokumenter ini tayang pada 2013 lalu dan berdurasi 53 menit.
Film ini menceritakan tentang kehidupan wanita imigran yang bekerja di beragam perusahaan perkebunan di Amerika. Dalam usaha untuk mempertahankan pekerjaan mereka, wanita iimigran tersebut harus menerima perlakuan tidak manusiawi oleh supervisor perusahaan, yaitu kekerasan seksual.
Perusahaan pertama yang diangkat dalam film adalah Harris Farm. Permasalahan yang terjadi ketika adanya mandor pemetik buah di lapangan yang melakukan kekerasan seksual dan pemerkosaan kepada wanita imigran yang bekerja di sana. Melakukan hubungan seksual dengan mandor dianggap sebagai bayaran mereka untuk tetap bisa bekerja di Harris Farm. ‘Bayaran’ tersebut juga menyelamatkan mereka dari deportasi karena sebagian dari pekerja merupakan imigran gelap. Selain Harris Farm, “Rape In The Field” mengangkat perusahaan perkebunan lainnya di Amerika, yang memiliki kasus yang sama.
Keunggulan dari film dokumenter ini adalah testimoni para perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual supervisor mereka di perkebunan dan alur yang disajikan cukup jelas untuk dimengerti oleh penonton. Selain dari korban, dokumenter ini juga mengangkat pembela perempuan dari sisi hukum, yaitu lewat Equal Employment Opportunity Commission (EEOC).
Melalui film ini, menjadi jembatan bagi masyarakat Amerika untuk sadar terhadap isu kekerasan seksual yang terjadi dan membuat korban-korban yang masih belum berani terbuka serta membuat korban tidak merasa sendirian.
Mengutip pemberitaan revealnews.org, “Rape In The Field” meraih penghargaan Robert F. Kennedy Center for Justice and Human Rights. Penghargaan Robert F. Kennedy sendiri diberikan untuk menghargai pelaporan yang luar biasa tentang isu-isu yang mencerminkan keprihatinan Robert Kennedy, termasuk hak asasi manusia, keadilan sosial, dan kekuatan aksi individu di Amerika Serikat serta di seluruh dunia, seperti dikutip dari rfkhumanrights.org.
Penulis: Ida Ayu Putu Wiena V.
Editor: Agatha Lintang K.
Sumber: pbs.org, revealnews.org, rfkhumanrights.org
Foto: pbs.org