SERPONG, ULTIMAGZ.com – Berkembangnya ilmu serta pengetahuan terkini melalui buku-buku acuan yang baru adalah hal yang wajar. Namun, apa jadinya jika terdapat buku baru yang dianggap tidak layak untuk dipelajari oleh mahasiswa? Jessica Damiana (Ilmu Komunikasi 2014), mengeluhkan buku baru mata kuliah Bahasa Indonesia terbitan Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Buku yang berjudul “SELARAS BERBAHASA, SENADA BERBICARA” tersebut diklaim tidak layak untuk dijadikan pedoman pengajaran mata kuliah Bahasa Indonesia. “Buku itu tidak pantas dipakai. Banyak kesalahan penulisan, typo dan panduan dalam penulisan makalah juga salah. Selain itu, masih ditemukan kalimat seperti ibu pergi ke pasar, bibi membeli ikan. Contoh – contoh kalimat seperti itu kan tidak pantas untuk taraf mahasiswa,” ujarnya saat dihubungi Ultimagz pada Sabtu (18/10).
Ia pun membandingkan buku terbitan UMN Press tersebut dengan buku acuan Bahasa Indonesia yang digunakan mahasiswa angkatan 2013. Menurutnya, buku “Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir” yang digunakan sebagai acuan Bahasa Indonesia tahun lalu tidak perlu diganti.
“Tahun kemarin angkatan 2013 kan pakai buku “Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir”. Nah, buku itu sudah mendapat sertifikasi dan penghargaan dari pemerintah. Buku itu benar-benar pantas untuk dijadikan buku panduan belajar Bahasa Indonesia,” tegasnya.
Jessica mengaku sudah melaporkan kasus ini ke Student Service (SS) pada Rabu lalu (15/10). Ia mencatat ada lima kesalahan yang ia temukan untuk diberikan ke pihak SS. “Mereka (pihak Student Service) fotokopi kesalahan pada buku itu untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.
Selain Jessica, tanggapan juga datang dari Selvi, mahasiswi Akuntansi 2014.
“Harus diperbaiki, kalau perlu tahun depan harus diganti dengan buku yang lebih bagus. Kecewa banyak typo-nya. Buku ini tidak sesuai harapan untuk dijadikan buku BI. Selain itu, ada beberapa teman menemukan hilangnya beberapa halaman pada buku ini,” ujar Selvi.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Kevin Ivander
Editor: Patric Batubara
Foto: Kevin Ivander