• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 22, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan

Mengenal Lewis Hamilton, Sang Pembalap F1 Legendaris

by Reza Farwan
May 14, 2025
in Hiburan, Olahraga
Reading Time: 5 mins read
Lewis Hamilton memenangkan gelar juara dunia keduanya pada 2014. (independent.co.uk)

Lewis Hamilton memenangkan gelar juara dunia keduanya pada 2014. (independent.co.uk)

0
SHARES
36
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pada awal 2024, dunia balap Formula 1 (F1) diguncang oleh kabar mengejutkan. Pembalap dengan tujuh gelar juara dunia F1 resmi bergabung dengan tim Scuderia Ferrari untuk musim 2025. Keputusan yang diambil oleh Hamilton tidak hanya menjadi momen bersejarah dalam dunia F1, tetapi juga menandai babak baru dalam karier salah satu pembalap legendaris di sejarah F1, dilansir espn.com.

Hamilton  mencatat tujuh gelar juara dunianya bersama McLaren dan Mercedes. Ia dikenal sebagai ikon lintasan dan sosok yang berpengaruh di luar sirkuit. Pindahnya pembalap berdarah Inggris ke tim legendaris Ferrari ini membuat publik dan penggemar bertanya-tanya, apa yang mendorong keputusan ini dan apa makna dari langkah besar tersebut?

Baca juga: Oscar Piastri Berhasil Mendominasi Grand Prix Saudi Arabia

Untuk memahami sepenuhnya bagaimana Hamilton sampai ke titik ini, mari telusuri perjalanan luar biasa yang ia tempuh sejak kecil. Mulai dari trek karting sederhana di Inggris hingga dominasi podium balap dunia.

Awal Karier Lewis Hamilton: Dari Karting Hingga F1

Hamilton lahir pada 7 Januari 1985 di Stevenage, Hertfordshire, Inggris. Ketertarikannya pada dunia balap muncul saat usia lima tahun dimana ayahnya membelikannya mobil remot kontrol. 

Pada usia enam tahun, ia menerima hadiah karting pertamanya dan mulai berkompetisi dengan serius. Hamilton menunjukkan bakatnya di dunia karting, membuatnya menjadi pembalap termuda yang memenangkan Kejuaraan Karting Cadet Inggris di usia sepuluh tahun, dilansir timepath.org.

Hamilton di usia 12 tahun pada masa kartingnya. (theguardian.com)
Hamilton di usia 12 tahun pada masa kartingnya. (theguardian.com)

Melansir dari britannica.com, pada 1998, bakat Hamilton mulai dilirik oleh McLaren dan Mercedes-Benz yang kemudian mengundangnya ke dalam program pembalap muda mereka. Dukungan yang diberikan oleh McLaren dan Mercedes-Benz menjadi titik awal dari pondasi karier Hamilton di dunia F1.

Hamilton pun memulai debutnya di F1 pada 2007 dengan tim McLaren, menjadikannya pembalap berkulit hitam pertama dan satu-satunya hingga saat ini. Saat itu, rekan pembalapnya adalah seorang juara dunia dengan dua gelar, Fernando Alonso. Namun, hal itu tidak membuat Hamilton redup dalam menunjukkan bakatnya. 

Di musim pertamanya, Hamilton berhasil menduduki posisi kedua dalam klasemen juara dunia pembalap dengan selisih satu poin dari pembalap Ferrari, Kimi Räikkönen. Ia juga berhasil mengalahkan rekan setimnya, Alonso dengan menorehkan hasil poin yang sama.

Walaupun Hamilton gagal dalam mendapatkan gelar juara dunia di musim pertamanya, perjuangannya belum selesai. Di musim 2008, hengkangnya Alonso dari tim McLaren menuju tim Renault memberikan Hamilton kesempatan sebagai pembalap pertama di tim McLaren. 

Hamilton pun kembali menunjukkan bakatnya dengan meraih lima kemenangan dan menorehkan 98 poin. Hal itu menjadikannya juara dunia pembalap, mengalahkan Felipe Massa pembalap Ferrari yang kalah satu poin dari Hamilton, dilansir dari formula1.com.

Era Keemasan Lewis Hamilton

Keputusan Hamilton untuk keluar dari tim McLaren dan bergabung ke tim Mercedes pada 2013 sempat menuai keraguan dari berbagai pihak. Pada saat itu, banyak pengamat yang menilai kepindahan Hamilton sebagai langkah yang beresiko untuk kariernya, mengingat bahwa Mercedes saat itu belum mendominasi ajang balap. 

Namun, keputusan Hamilton tidak ia ambil tanpa perhitungan. Niki Lauda, seorang pembalap legendaris yang menjabat sebagai ketua non-eksekutif Mercedes berperan besar dalam memengaruhi keputusan Hamilton. 

Lauda berjanji untuk memberikan mobil yang membawanya mendapatkan juara dunia kembali, dilansir bbc.co.uk. Keputusan Hamilton untuk pindah ke Mercedes menjadi titik awal era emas dalam kariernya yang legendaris.

 

Potret kedekatan Hamilton dengan Lauda. (espn.com)
Potret kedekatan Hamilton dengan Lauda. (espn.com)

Dominasi Hamilton dimulai pada 2014, saat regulasi mesin mobil turbo-hybrid diperkenalkan. Mercedes tampil sebagai tim terkuat di antara tim F1 lainnya dan Hamilton tampil maksimal dengan luar biasa cemerlang. 

Pada musim 2014, Hamilton mendapatkan gelar juara dunia dengan 384 poin. Di musim selanjutnya, Hamilton kembali mendominasi F1, mendapatkan 381 poin, dan mempertahankan gelar juara dunianya. 

Semua berjalan seperti yang Hamilton harapkan. Akan tetapi, musim 2016 menjadi salah satu musim kompetitif baginya. Rekan setimnya, Nico Rosberg memberikan persaingan yang sengit untuk mendapatkan gelar juara dunia. 

Pada musim 2016, Hamilton harus tunduk pada Rosberg dalam perebutan gelar juara dunia. Hamilton mendapatkan 380 poin, dengan selisih lima poin dari Rosberg yang mendapatkan gelar juara dunia. Kekecewaan Hamilton di musim 2016 tidak mengubur ambisinya untuk merebut gelar juara dunia. Pada musim 2017 hingga 2020, Hamilton mendominasi F1 secara beruntun. 

Ia berhasil mengalahkan rekan setimnya yang baru, Valtteri Bottas tanpa memberikan perlawanan sepadan. Pembalap Ferrari, Sebastian Vettel pun tidak berkutik menghadapi dominasi Hamilton. Pada musim 2020, Hamilton resmi menjadi salah satu pembalap dengan gelar juara dunia terbanyak dengan tujuh gelar, menyamai rekor Michael Schumacher, membuatnya menjadi pembalap legendaris dalam sejarah F1.

Hamilton memenangkan gelar juara dunia ketujuhnya di Grand PrIx Turki. (tntsports.co.uk)
Hamilton memenangkan gelar juara dunia ketujuhnya di Grand PrIx Turki. (tntsports.co.uk)

Masa dominasi Hamilton berakhir pada musim 2021, di mana Hamilton kalah dalam perebutan gelar juara dunia dengan kompetisi sengit melawan pembalap dari tim Red Bull, Max Verstappen. Musim 2021 menjadi musim yang sulit untuk Hamilton, karena perebutan gelar juara ditentukan pada balapan terakhir di Grand Prix Abu Dhabi. Hamilton mendominasi berlangsungnya balapan hingga safety car keluar karena terjadi kecelakaan pada pembalap Williams, Nicholas Latifi.

Di lap terakhir, Hamilton memimpin balapan dengan Verstappen tepat di belakangnya. Saat balapan kembali dimulai, Hamilton harus kehilangan posisi di tikungan akhir dan dirinya  pun kalah dari Verstappen pada perebutan gelar juara dunia. 

Melansir dari skysport.com, kekalahan tersebut menjadi momen yang susah untuk dilupakan bagi Hamilton. Hamilton juga berkata bahwa kompetisi tersebut berdampak pada kondisi kesehatan mentalnya, menjadikan momen tersebut sebagai titik awal berakhirnya dominasi Hamilton di dunia F1.

Setelah musim 2021, Hamilton tidak pernah merasakan kemenangan sekali pun. Ia hanya mampu mendapatkan posisi podium, tetapi tidak dengan kemenangan. 

Hingga akhirnya pada musim 2024, Hamilton memenangkan Grand Prix Inggris, mematahkan puasa kemenangan setelah 30 bulan. Namun, satu kemenangan tersebut tidak berhasil menjadikannya sebagai juara dunia kembali. Pada musim 2025, Hamilton secara resmi bergabung dengan Ferrari, memutus hubungan panjangnya dengan Mercedes.

Baca juga: Netflix Rilis Trailer Musim Ketujuh Formula 1: Drive to Survive

Babak Baru Bersama Ferrari

Musim 2025 menjadi langkah Hamilton memasuki era baru di karier F1-nya. Ia menjadi pembalap Ferrari yang menggantikan Carlos Sainz Jr. Keputusan ini didorong oleh ambisi Hamilton untuk mendapatkan gelar juara dunia yang kedelapan, agar dirinya dapat memecahkan rekor sebagai pembalap dengan gelar juara dunia terbanyak dalam sejarah F1, dilansir time.com. Hamilton melihat kesempatan untuk kembali menjadi juara dunia dengan menjadi pembalap Ferrari karena mobilnya yang dinilai lebih kencang dibanding Mercedes di musim 2024.

Potret Hamilton dan Charles Leclerc dengan baju balap Ferrari. (motosport.com)
Potret Hamilton dan Charles Leclerc dengan baju balap Ferrari. (motosport.com)

Meskipun begitu, ia menghadapi berbagai kendala ketika berada di tim Ferrari, termasuk diskualifikasi kedua pembalap Ferrari di Grand Prix China karena kedua mobil pembalap tersebut tidak memenuhi standar regulasi yang ada. Namun, Hamilton tetap optimis dan berkomitmen untuk mendapatkan gelar kedelapannya dan membawa Ferarri kembali ke masa kejayaannya. 

 

 

Penulis: Reza Farwan

Editor: Jessica Kannitha

Foto: independent.co.uk, theguardian.com, espn.com, tntsports.co.uk, motosport.com

Sumber: espn.com, timepath.org, britannica.com, formula1.com, bbc.co.uk, skysport.com, time.com

Tags: balap mobilF1ferrariLewis HamiltonMclarenmercedes
Reza Farwan

Reza Farwan

Related Posts

Jacob Collier dalam acara BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Hiburan

Jacob Collier Tampil Memukau di Java Jazz Festival 2025 Setelah 9 Tahun

June 15, 2025
Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

May 19, 2025
Next Post
Dokumentasi Bhikkhu Thudong berjalan kaki saat sampai di Candi Agung Borobudur pada 2024. (ANTARA/Anis Efizudin)

Mengenal Tradisi Thudong, Perjalanan Spiritual Menjelang Waisak

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021