• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, September 16, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Kenali Firehosing: Taktik Propaganda Pembanjiran Informasi

Belva Putri Paramitha by Belva Putri Paramitha
September 2, 2025
in Iptek
Reading Time: 3 mins read
Penggambaran taktik propaganda firehosing (pexels.com/Lara Jameson)

Penggambaran taktik propaganda firehosing (pexels.com/Lara Jameson)

0
SHARES
43
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Serpong, ULTIMAGZ.com – Jika Ultimates mendengar kata ‘propaganda’, mungkin yang terbayang adalah penyensoran media atau pembatasan informasi. Namun, propaganda juga bisa bekerja dengan cara berlawanan yaitu membanjiri publik dengan begitu banyak informasi hingga kebenaran sulit dikenali.

Melansir scienceupfirst.com, The Firehose of Falsehood atau firehosing, merupakan taktik propaganda yang menyebarkan informasi secara cepat dan berulang-ulang tanpa memperhatikan kebenaran isinya. Walau taktik ini sudah lama digunakan di berbagai momen sejarah, peran media sosial saat ini memberi lahan subur yang baru untuk memperkuat efeknya. 

Baca juga: Hoaks Menyebar di UMN, Kampus Minta Jaga Keamanan dan Waspada

Dalam firehosing, informasi dapat disebarkan melalui jaringan bot, berbagai kanal media massa, ataupun text messages. Tujuan dari propaganda jenis ini adalah untuk menembakkan sebanyak mungkin informasi ke berbagai arah sekaligus. Informasi ini bukannya meyakinkan dengan fakta atau data, melainkan dilepaskan dari komitmen terhadap kebenaran. 

Teknik firehosing sangat efektif karena kebohongan dapat menyebar jauh lebih cepat daripada kebenaran. Akibatnya, fakta selalu tertinggal selangkah di belakang. Ketika bantahan atau koreksi muncul, informasi palsu sudah lebih dulu beredar luas dan bahkan dipercaya sebagian audiens. 

Tidak hanya itu, teknik ini juga sengaja membanjiri publik dengan narasi yang saling bertentangan. Alhasil, banjiran informasi akan menimbulkan kebingungan dan membuat orang lelah memilah mana yang benar.

Firehosing juga memanfaatkan kelemahan psikologis manusia. Melansir ie.edu, pesan atau informasi yang diulang-ulang akan terasa akrab dan sering kali ditafsirkan sebagai kebenaran. Akibatnya, banyak orang tetap cenderung mempercayai atau bahkan ikut menyebarkannya meski sadar bahwa informasi tersebut keliru.

Hal ini diperburuk dengan adanya peran media sosial. Walaupun, media sosial membantu menyebarkan informasi secara cepat, menyebarkan berita tanpa pikiran matang dapat menambah efek propaganda ini.

Menghadapi firehosing bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan klarifikasi biasanya datang terlambat dan jarang mampu menghapus kesan pertama yang sudah terbentuk. 

Maka dari itu, cara paling tepat bukan hanya membantah, melainkan juga melakukan pencegahan sejak awal. Melansir RAND.org, memperingatkan tentang potensi misinformasi, memberikan klarifikasi, dan menyebarkan narasi yang logis lebih efektif dibanding sekadar menyanggah.

Selain itu, penting pula meningkatkan kesadaran publik tentang bagaimana propaganda bekerja sehingga audiens bisa lebih waspada terhadap manipulasi informasi. Dengan kata lain, audiens perlu melihat informasi lebih dari sekadar tampilan luarnya. 

Baca juga: Mahasiswa Bersuara, UMN Berbicara: Aspirasi Tak Hanya Satu Cara

Setiap pesan yang beredar membawa makna tertentu dan sering kali ada alasan mengapa informasi itu disebarkan. Tidak jarang informasi juga mengandung maksud lain yang tersembunyi di balik isi yang tampak. Menyadari hal ini dapat membantu memahami betapa mudahnya perspektif publik dibentuk dengan mengatur apa yang ditampilkan dan apa yang disembunyikan.

Firehosing bertujuan untuk membanjiri publik dengan kebohongan dan kebingungan, tetapi bukan berarti kebenaran hilang begitu saja. Pertanyaannya, apakah Ultimates siap mencari dan berani mempertahankannya?

 

Penulis: Belva Putri Paramitha

Editor: Jessie Valencia

Foto: pexels.com/Lara Jameson

Sumber: scienceupfirst.com, ie.edu, RAND.org 

Tags: Disinformasifirehosinghoakshoaxmemilah informasimisinformasipropaganda
Belva Putri Paramitha

Belva Putri Paramitha

Related Posts

#17+8
Iptek

Arti Brave Pink dan Hero Green, Lambang 17+8 Tuntutan Rakyat!

September 11, 2025
Munir saat di Jakarta. (Dok. TEMPO/Lourentius EP)
Iptek

Diracun di Udara: Mengenang Sang Aktivis HAM, Munir

September 9, 2025
yellow boat
Iptek

Yellow Boat of Hope: Mengayuh Harapan Pendidikan Anak Bangsa

September 8, 2025
Next Post
Semangkok Cuanki (halodoc.com)

Cuanki: Makanan Khas Bandung dari Silsilah Beda Budaya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 − 6 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021