SERPONG, ULTIMAGZ.com – Jakarta International Coffee Conference (JICC) 2025 kembali hadir di Gedung A.A. Maramis II, Jakarta Pusat. Acara yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut dari Kamis (06/11/25) hingga Sabtu (08/11/25) ini mengusung tema “A Thriving Coffee Country”.
JICC 2025 menghadirkan beberapa kegiatan dan program yang dapat memperkaya pengetahuan mengenai kopi. Kegiatan dan program tersebut antara lain Coffee Conference, Coffee Exhibition, Coffee Talks, Workshop, SCAI Awards, Latte Art Competition, Soundpresso, dan Creative Zone.
Baca juga: White Chorus Warnai Malam Penghargaan Radioactive 2025 dengan Electro-pop
Rangkaian konferensi merupakan salah satu rangkaian acara utama JICC 2025. Konferensi atau Coffee Conference terbagi menjadi lima sesi dengan topik yang berbeda-beda mengenai relevansi kopi di era sekarang, salah satunya adalah bagaimana storytelling dan penggunaan platform digital dapat memperkuat narasi tentang kopi Indonesia.
Sesi yang bertajuk “Coffee Media and the F&B Ecosystem: Shaping Narratives, Driving Growth” tersebut menghadirkan empat narasumber relevan, yakni Ray Janson, Hafizh Zulfikar, Iben Fiqih, dan Budi Kurniawan. Pada sesi ini, masing-masing narasumber dengan spesialisasi uniknya memaparkan tentang pengaruh platform media dalam membentuk narasi kopi di Indonesia.
Salah satu narasumber, Hafizh, mengatakan bahwa sedari dulu, media merupakan hal penting. Bahkan coffee shop itu sendiri sudah termasuk sebagai media. Ia menambahkan, khususnya di era sekarang, selain para pelaku industri kopi yang bermedia, penting juga untuk bisa berteman dengan kreator konten untuk melakukan uplift informasi atau nilai yang dimiliki.
“Nah, di era sekarang gitu, ya. Kita tahu lah bagaimana algoritma di sosial media juga selalu berubah, apalagi sekarang pada saat ini, SEO itu sangat penting di sosial media. Jadi bagaimana kopi itu juga bercerita. Itu yang harus kita utarakan tadi beberapa kali ngonten-ngonten nanti yang hit itu kan kita juga enggak tau. Sebenarnya tergantung interest berbagai audiens itu sendiri,” jelas Hafizh.
Lainnya, Iben selaku co-founder dari Jakarta Coffee Spot (JCS) mengatakan bahwa berdirinya JCS berawal dari kegemaran dirinya dan teman-teman dalam memotret dan berkeliling coffee shop. Kemudian, hobi tersebut berkembang menjadi platform untuk bercerita tentang kopi dan orang-orang di baliknya.
Iben menambahkan, dirinya masih konsisten dalam mengunggah konten di Instagram. Konten yang ia buat berupa cerita mengenai keunikan setiap coffee shop hingga latar belakangnya, termasuk dari sisi sang pemilik usaha.
Selain rangkaian konferensi, rangkaian Coffee Talks menghadirkan beberapa komunitas kopi dengan berbagai keunikannya, salah satunya adalah Home of Kawa. Tenant ini menyajikan Kawa, yakni minuman hasil dari daun kopi.

Founder Home of Kawa, Ahmad Fadhil Marta, menjelaskan bahwa Kawa merupakan salah satu minuman tradisional masyarakat Minangkabau. Home of Kawa sendiri menjalin kerjasama dengan keluarga pengrajin di Minangkabau.
“Nah, untuk produksi di Sumatera Barat itu kita kolaborasi bareng sama keluarga pengrajin di sana. Keluarga mereka tuh sudah produksi Kawa lebih kurang 5 generasi,” tutur Ahmad. Selain itu, Ahmad juga memaparkan singkat mengenai fungsi dari Kawa.
“Jadi, kalau kopi itu buat meningkatkan energi, nah, daun kopi ini buat menurunkan energi buat santai, buat relaks, buat taking a break,” ujarnya.
Baca juga: Kenali Amerikano: Kopi Italia dan Cara Membuatnya
Tidak hanya ditujukan bagi penggemar dan penggiat kopi, JICC 2025 memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menikmati dan belajar mengenai kopi. Lewat berbagai rangkaian acara dan lebih dari 40 tenant kopi serta food and beverages (FnB), pengunjung diajak untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai kopi dari berbagai sudut.
JICC merupakan konferensi dan pameran kopi tingkat internasional yang membahas serta memperkenalkan industri kopi di Indonesia. Tahun ini merupakan tahun ketiga acara JICC yang digelar dengan berbagai rangkaian kegiatan untuk menunjukkan sisi inovatif dan kreatif industri kopi di Indonesia.
Penulis: Jesslyn Gunawan Wijaya
Editor: Jessica Kannitha
Foto: ULTIMAGZ/Kezia Essie Awuy





