• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, November 13, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

Kisah Rosa Parks dan Keberaniannya yang Mengubah Sejarah

Zalfa Zahiyah Putri Wibawa by Zalfa Zahiyah Putri Wibawa
November 11, 2025
in Lainnya
Reading Time: 2 mins read
Potret Rosa Parks saat bekerja sebagai penjahit pada 1956. (therealnews.com)

Potret Rosa Parks saat bekerja sebagai penjahit pada 1956. (therealnews.com)

0
SHARES
13
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pada 1 Desember 1955, di Montgomery, Alabama, seorang penjahit wanita berusia 42 tahun bernama Rosa Parks melakukan tindakan yang tampak kecil tetapi berdampak besar. Parks menolak untuk pindah dari kursinya di dalam suatu bus kota. 

Cerita yang paling sering beredar menyederhanakan bahwa Parks menolak pindah tempat duduk karena ia lelah setelah bekerja seharian. Namun, Parks dalam autobiografinya sendiri membantah anggapan tersebut. Keputusannya untuk tetap berada di kursi adalah bentuk penolakan terhadap ketidakadilan yang dikenal sebagai hukum segregasi rasial Jim Crow.

Baca juga: Performative Male Tunjukkan Pria Lembut yang Mencari Validasi

Melansir voaindonesia.com, pada masa itu, peraturan bus di Montgomery mewajibkan warga Afrika-Amerika duduk di bagian belakang dan menyerahkan tempat duduk mereka kepada penumpang kulit putih jika area depan yang diperuntukkan bagi orang kulit putih sudah penuh. Ketika sopir meminta Parks bersama tiga penumpang kulit hitam lainnya untuk berdiri dan memberikan kursi mereka kepada seorang pria kulit putih, tiga orang tersebut patuh. Namun, Parks yang duduk di barisan depan area penumpang kulit hitam menolak, sehingga ia pun ditangkap di tempat.

Penangkapan Rosa Parks bukanlah peristiwa yang terjadi secara kebetulan, ia aktif sebagai Sekretaris cabang Montgomery dari National Association for the Advancement of Colored People (NAACP)dan telah lama berjuang untuk keadilan ras. Tindakannya menolak menyerahkan kursi menjadi pemicu yang mendorong lahirnya aksi protes massal.

Empat hari setelah penangkapannya, pada 5 Desember 1955, komunitas Afrika-Amerika di Montgomery di bawah kepemimpinan Dr. Martin Luther King, Jr. memulai boikot Bus Montgomery. Selama 381 hari, lebih dari 40.000 warga Afrika-Amerika menolak naik bus. Mereka memilih berjalan kaki berkilo-kilometer, bersepeda, atau membuat layanan taksi sendiri demi menentang diskriminasi.

Mengutip kumparan.com, boikot ini melumpuhkan sistem transportasi kota. Warga kulit hitam membentuk sekitar 70 persen dari penumpang bus Montgomery sehingga perusahaan bus menderita kerugian finansial yang parah. Pada November 1956, Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan dalam kasus Browder v. Gayle bahwa segregasi di bus-bus kota adalah inkonstitusional. 

Baca juga: Gangubai Kathiawadi, dari Jalanan Kamathipura ke Bioskop

Segregasi di transportasi umum Montgomery berakhir pada 20 Desember 1956, menandai kemenangan besar pertama bagi Gerakan Hak-Hak Sipil. Meskipun harus menghadapi berbagai ancaman sampai kehilangan pekerjaan, keberanian Rosa Parks telah menginspirasi jutaan orang. Perannya dalam menyalakan gerakan ini membuatnya dijuluki sebagai “Ibu dari Gerakan Hak-Hak Sipil Modern” (Mother of the Civil Rights Movement), melansir liputan6.com.

Kisah Rosa Parks adalah pengingat bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari satu individu yang berani mengatakan “tidak” pada ketidakadilan. Dirinya membuktikan bahwa tindakan non-kekerasan dan ketekunan massa dapat mengubah sistem yang terstruktur.

 

 

Penulis: Zalfa Zahiyah Putri Wibawa

Editor: Jessie Valencia

Foto: therealnews.com

Sumber: voaindonesia.com, kumparan.com, liputan6.com

Tags: aktivisgerakanrosa parksSejarah
Zalfa Zahiyah Putri Wibawa

Zalfa Zahiyah Putri Wibawa

Related Posts

Seorang wanita yang memeluk guling (freepik.com)
Iptek

Guling: Apa Kisah Rahasia Teman Tidur Kamu?

October 8, 2025
Potret mata anjing. (clever.pet)
Lainnya

Dunia dari Mata Anjing: Kabur, Minim Warna, tapi Tajam di Kegelapan

October 1, 2025
Potret Bing Slamet, legenda komedi Indonesia. Hari Komedi Nasional (historia.id)
Lainnya

Hari Komedi Nasional Perdana: Persembahan untuk Bing Slamet

September 29, 2025
Next Post
Kasa Baswara

Kasa Baswara: Ketika Musim jadi Representasi Jerih Payah Ultima Sonora

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five + four =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021