SERPONG, ULTIMAGZ.com — Lintas Resonan kembali menggelar konferensi pers di M Bloc Space, Jakarta Selatan, pada Selasa (17/11/25). Tahun ini, Lintas Resonan mengusung tema “Meretas Batas”, sebuah upaya membawa kolaborasi musik ke level berikutnya. Diselenggarakan oleh People of the Night Project, Lintas Resonan kali ini mengeksplorasi penggabungan lebih dari dua entitas musik dalam sebuah kolaborasi inovatif.
Proyek ini sebelumnya telah melahirkan kolaborasi-kolaborasi unik, seperti Perunggu x Danilla, Efek Rumah Kaca x Barasuara, serta Sore x Barasuara pada 2024, yang semuanya berhasil berlangsung di 10 kota. Tahun ini, tantangannya adalah melampaui capaian tersebut dengan mendorong bentuk kerja sama musik ke tingkat yang lebih tinggi.
Baca juga: Menyoroti Beragam Aroma Kopi Indonesia Lewat Jakarta International Coffee Conference 2025
Inisiator proyek, Iksal Rizki Haritzal dari People of the Night Project, menjelaskan bahwa fokus utama mereka adalah melampaui batasan penggabungan dua entitas musik yang umum. Mereka melihat Lintas Resonan sebagai playground untuk mengeksplorasi sejauh mana kolaborasi dapat dilakukan. Ide utamanya adalah menggabungkan tiga, empat, lima, bahkan lebih entitas menjadi satu frekuensi.
Melalui proyek baru bernama Portura, mereka menggabungkan lima musisi dari berbagai latar belakang musik untuk menciptakan harmoni baru tanpa batasan genre. Anggota Portura dipilih melalui proses diskusi yang dibantu oleh Iga Massardi, dari sekitar 20 nama musisi yang menjadi kandidat.
“Bagi saya, Lintas Resonan bukan sekadar proyek musik. Ini merupakan semacam laboratorium energi, tempat kita semua dapat bermain dengan jujur, tanpa pretensi dan tanpa tembok antar band. Di panggung ini, musik dapat menjadi liar sekaligus tetap jujur,” ujar Iga Massardi dalam konferensi pers Senin (17/11/25).
Anggota Portura terdiri dari lima musisi yang memiliki genre musik berbeda, Iga Massardi (Barasuara), John Paul Patton (KPR, ALI), Fathia Izzati (Reality Club), Enrico Octaviano (Lomba Sihir), Bilal Indrajaya dan satu mystery guest. Dalam setiap pertunjukan, Portura akan membawakan 13 lagu, dengan pembagian merata antar anggota.

Perjalanan dimulai di Semarang pada 11 Desember 2025 dengan penampilan dari Pyong Pyong, lalu berlanjut ke Bandung pada 8 Januari 2026 bersama Alkateri, grup alternatif yang tengah naik daun. Setelah itu menuju Tangerang pada 15 Januari 2026, ditemani energi eksplosif dari Tabraklari, dan akhirnya di Jakarta sebagai penutup pada 22 Januari 2026 dengan aksi indie-pop dari The Cottons.
Selain pertunjukan musik, di setiap kota akan diselenggarakan sesi talkshow mengenai industri musik. Sesi ini bertujuan mengangkat isu-isu musik yang terjadi di masing-masing kota, seperti masalah venue di Bandung, dan bertujuan menjaga engagement yang intimate dengan penonton dan komunitas.
Baca juga: Malam Puncak Euforia 2025 Meledak dengan Penampilan Spektakuler Pamungkas dan Lomba Sihir
Bagi Iga Massardi, Lintas Resonan merupakan wujud kebebasan artistik yang sesungguhnya. “Kita semua memiliki gaya dan sejarah masing-masing. Namun di sini, kami berupaya meruntuhkan batas-batas tersebut dan menciptakan sesuatu yang baru, yang tidak perlu dikotak-kotakkan. Jika ada satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan Lintas Resonan, menurut saya itu adalah kebebasan.” ungkapnya.
Untuk memastikan acara dapat dinikmati semua kalangan, harga tiket ditetapkan sangat terjangkau. Portura saat ini masih dalam tahap penjajakan, tetapi Iksal berpendapat bahwa Portura memiliki potensi besar untuk terus berkarya setelah Lintas Resonan berakhir jika punya kecocokan satu sama lain.
Penulis: Zalfa Zahiyah Putri Wibawa
Editor: Jessie Valencia
Foto: Tiffany Michiko P.





