• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, December 4, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Opini

Gim Otome: Bukti Kebebasan Perempuan dalam Berekspresi

Faith Terresa Tiominar Tambunan by Faith Terresa Tiominar Tambunan
December 4, 2025
in Opini
Reading Time: 5 mins read
Karakter gim otome Love and Deepspace.

Xavier, Caleb, Rafayel, Sylus, dan Zayne dari gim Love and Deepspace. (X/@Love_Deepspace)

0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Otoge atau otome game (乙女ゲーム) merupakan jenis permainan video yang dikhususkan untuk perempuan. Permainan video berbasis cerita ini masuk ke kategori permainan dating simulation yang memberikan pengalaman bermain peran melalui sudut pandang karakter utama.

Akhir-akhir ini, popularitas gim otome melonjak dan menarik perhatian dari berbagai kalangan. Mungkin Ultimates sudah tidak asing lagi dengan gim Love and Deepspace. Gim ini merupakan permainan dating simulation asal Tiongkok yang ditargetkan untuk pemain perempuan.

Baca juga: Gerakan 16 HAKTP: Refleksi Terhadap Kekerasan yang Dialami Perempuan

Melansir gamescom.global, Love and Deepspace memenangkan kategori gim seluler terbaik dalam penghargaan Gamescom 2025. Gim ini menonjol karena menyajikan grafik tiga dimensi (3D) dengan action Role Playing Game (RPG) dan menyertakan unsur romansa pada alur ceritanya.

Selain Love and Deepspace, masih ada banyak lagi gim otome yang populer dikalangan penikmatnya. Beberapa di antaranya seperti Mystic Messenger, Tears of Themis, Ikemen Vampire, dan Obey Me!. Setiap gim memiliki ciri khasnya masing-masing dan menawarkan pengalaman interaktif yang berbeda-beda.

Awal Mula Gim Otome

Tecmo Koei merupakan pionir dari gim otome yang populer masa kini. Pada 1994, gim Angelique dirilis dengan membawa konsep dan nuansa baru pada dunia permainan video. Keiko Erikawa, salah satu pendiri Tecmo Koei, merupakan developer utama dalam gim ini.

Melansir kotaku.com, dalam wawancara dengan Weekly Famitsu, Erikawa berkata bahwa ide untuk membuat gim simulasi kencan khusus untuk perempuan ia dapatkan saat menyadari gim-gim yang ada selalu dibuat melalui perspektif laki-laki. Pada awalnya, Erikawa adalah satu-satunya perempuan yang bekerja di bidang pengembangan Tecmo Koei. Namun, oleh karena idenya untuk merancang permainan khusus perempuan, ia merekrut para wanita yang tertarik pada dunia gim dan mendirikan Ruby Team.

Ruby Team dibuat khusus untuk merancang dan mengembangkan ide-ide dalam pembuatan gim khusus perempuan. Tidak ada satupun anggota dari tim ini yang sebelumnya pernah membuat gim, tetapi mereka semua bekerja sama dan mempelajari dunia pemrograman demi terciptanya gim Angelique.

Rilisnya Angelique sebagai terobosan baru dalam dunia gim membawa dampak besar pada industri. Terutama, pada peran perempuan dalam bidang pengembangan dan pemrograman gim.

Perempuan dalam Industri Pengembangan Gim

Dalam wawancaranya, Erikawa menyampaikan bahwa ia menyadari adanya perubahan yang terjadi dalam industri gim. Setelah rilisnya Angelique, gim-gim yang dipasarkan untuk perempuan meningkat lebih banyak dari sebelumnya. Bahkan, sampai ada rak khusus untuk gim perempuan dengan sebutan Josei Muke Gemu (女性向けゲーム). Meskipun semua tidak terjadi secara instan, perubahan itu perlahan-lahan mulai muncul.

Erikawa sering mendapati perempuan yang terjun ke dunia pengembangan gim dikarenakan permainan Angelique dan pengaruh genre neo-romance itu sendiri. Fakta bahwa Tecmo Koei menjadi salah satu kontributor dan pengembang dari genre tersebut membuktikan dampak mereka benar adanya.

Mei Erikawa, Direktur dari Ruby Party, menyampaikan pendapatnya mengenai perbedaan industri gim dalam 20 tahun terakhir. Melansir dari vice.com, Mei berkata sudah banyak perempuan yang berkecimpung pada industri gim dan memiliki peran aktif di dalamnya. Lingkungan kerja yang telah berubah membuka peluang untuk perempuan terjun dalam berbagai bidang, bukan hanya pada industri gim saja.

Kebebasan Perempuan dalam Gim Otome 

Oleh karena target utama gim otome adalah perempuan, bukan berarti laki-laki dilarang untuk memainkannya. Faktanya, ada banyak laki-laki yang memainkan berbagai gim otome untuk mendapatkan pengalaman interaktif yang ditawarkan.

Namun, ketika laki-laki masuk ke komunitas gim ini dengan tujuan tertentu, respons yang mereka dapat tidak selalu positif. Pada awal 2025, Windah Basudara, seorang streamer YouTube, mendapat kritikan dari komunitas pemain Love and Deepspace.

Niatnya untuk menyiarkan gameplay Love and Deepspace tidak disambut baik oleh dua pihak, yaitu penggemarnya dan dari komunitas gim tersebut. Penonton dari Windah Basudara melontarkan komentar berupa ujaran kebencian dan candaan seksis terkait gim ini, dilansir dari netralnews.com. Penggemar menganggap gim Love and Deepspace tidak senonoh karena menampilkan karakter laki-laki dengan pakaian terbuka dan bersikap mesra dengan karakter utama.

Perkataan seperti ‘gim jomok’ dan ‘gim porno’ banyak dicuitkan pada sosial media penonton Windah. Sementara itu, pemain gim Love and Deepspace merasa ruang aman pada komunitas mereka terancam dikarenakan masuknya orang awam yang tidak benar-benar menyukai permainan tersebut.

Respons penonton terhadap gim otome berbanding terbalik dengan gim dating simulation lain yang ditargetkan pada pria. Sebelumnya, Windah pernah memainkan gim laki-laki dengan jenis yang sama. Namun, tidak ada respons kebencian dari penononton terkait dengan gimnya. Hal ini menunjukkan adanya standar ganda yang ditetapkan untuk laki-laki dan perempuan. Padahal, keduanya merupakan gim dating simulation yang ditujukan untuk hiburan semata.

Kasus ini pun memperlihatkan terganggunya ruang aman untuk perempuan, dalam hal ini yaitu para pemain gim otome. Tempat yang perempuan buat sendiri untuk mendapat kebebasan justru menuai ujaran kebencian. 

Ketika ruang aman yang tadinya memberikan kebebasan pada suatu komunitas untuk berekspresi mulai diusik, mereka yang menjadi bagian di dalamnya akan kehilangan tempatnya. Saat mereka mendapat ujaran kebencian terkait hal yang mereka minati, pemain akan mulai merasakan ketidaknyamanan untuk melibatkan diri.

Baca juga: Ada Lovelace dan Warisan Kepemimpinan Perempuan di Dunia Teknologi

Dalam konteks ini, perempuan yang seharusnya memiliki ruang aman untuk mengekspresikan diri malah kehilangan tempat oleh karena masuknya laki-laki dalam komunitas. Kebebasan perempuan yang sebenarnya tidak seleluasa itu semakin terganggu oleh hal ini. 

Keberadaan gim otome di masyarakat bukan sekadar permainan biasa, melainkan menjadi bentuk nyata kebebasan perempuan dalam bertindak. Hal ini tercermin mulai dari awal gim ini dibuat hingga kini bisa memberikan wadah untuk perempuan berekspresi. Oleh sebab itu, gim otome memiliki peran dalam merepresentasikan kebebasan yang perempuan miliki.

 

 

Penulis: Faith Terresa Tiominar Tambunan (Jurnalistik, 2025)

Editor: Jessie Valencia

Foto: X/@Love_Deepspace

Sumber: gamescom.global, kotaku.com, vice.com, netralnews.com

Tags: Gamegimhak perempuanKebebasanotogeotome
Faith Terresa Tiominar Tambunan

Faith Terresa Tiominar Tambunan

Related Posts

not all men
Opini

Not All Men: Antara Pembelaan Diri atau Pengabaian Realita?

November 24, 2025
Demonstran menghadapi kepolisian di Jakarta pada Senin (25/8/2025). (tirto.id)
Opini

Aksi Massa dan Perubahan Dinamika Demokrasi Indonesia

September 11, 2025
Potret yang menggambarkan pengalihan isu (indonesiana.id)
Iptek

Pengalihan Isu: Trik Lama dalam Wajah Baru Politik Indonesia

September 8, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seventeen + ten =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021