• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, December 22, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Kampret: Bukan Umpatan tetapi Kelelawar Kecil? Kok Bisa?

Victoria Nadine Gunawan by Victoria Nadine Gunawan
December 17, 2025
in Iptek
Reading Time: 2 mins read
Potret kelelawar atau kampret sedang terbang. (curadas.com)

Potret kelelawar atau kampret sedang terbang. (curadas.com)

0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Kata “kampret” kerap didengar sebagai umpatan dalam percakapan sehari-hari, terutama pada konteks politik di Indonesia beberapa tahun lalu. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa ungkapan ini merujuk pada kelelawar kecil.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kampret berarti kelelawar berukuran kecil dan merupakan serapan dari bahasa Jawa, dilansir dari detik.com. Meski demikian, penggunaannya mengalami pergeseran makna seiring waktu. Kata yang awalnya netral bertransisi menjadi konotasi negatif karena repetisi dan konteks penyebutannya, terutama untuk merendahkan atau menyindir orang lain.

Baca juga: Bangsat: Tidak Hanya Ujar Makian tetapi Juga Jenis Serangga?

Fenomena perubahan makna ini tidak hanya terjadi pada kata “kampret”. Kata “anjing”itu juga turut terkena peristiwa pergeseran makna. Awalnya hanya penyebutan hewan, tetapi bergeser menjadi hinaan akibat penggunaan berulang dengan maksud emosional tertentu. Melansir dari kemendikdasmen.go.id, perubahan ini dikenal sebagai peyorasi, yakni makna netral menjadi konotasi buruk karena pemakaian sosialnya.

Penggunaan kata kampret sebagai label politik juga semakin populer sejak pemilihan calon presiden dan wakil presiden di Indonesia pada beberapa periode lalu. Istilah ini kerap diarahkan kepada pendukung salah satu kandidat, sementara istilah untuk tandingannya adalah “cebong”. 

Baik dari istilah pertama dan kedua, kedua kata tersebut digunakan untuk merendahkan satu sama lain. Pada akhirnya, kedua istilah tersebut berkembang sebagai identitas verbal yang menandai perbedaan kelompok dan afiliasi politik, dilansir dari cnnindonesia.com.

Baca juga: Telisik Bahaya Kukang, Hewan Primata Imut Nan Mematikan

Meskipun pada masa sekarang sering diasosiasikan dengan umpatan, istilah ini tidak pernah dirancang untuk menjadi hinaan. Perubahan makna sepenuhnya terjadi karena individu yang mengalokasikan makna bahasa ini menjadi negatif. Ekspresi tersebut akhirnya berfungsi sebagai pelampiasan emosi dalam obrolan santai, seperti “anjir” atau “sialan”.

Setelah mengetahui bahwa kampret sejatinya hanyalah nama hewan kecil, apakah istilah ini masih menyinggung Ultimates, atau justru berubah menjadi sekadar bagian dari dinamika bahasa dan humor percakapan?

 

 

Penulis: Victoria Nadine Gunawan 

Editor: Jessie Valencia

Foto: curadas.com

Sumber: detik.com, kemendikdasmen.go.id, cnnindonesia.com 

Tags: 2025bahasaCebonghewanJawakampretkata kasarkelelawarmakianmerendahkanpeyorasiPolitikujaranUmpatan
Victoria Nadine Gunawan

Victoria Nadine Gunawan

Related Posts

Ilustrasi macam-macam bunga yang dapat dikonsumsi. (Shutterstock/Madeleine Steinbach)
Iptek

Keindahan yang Bisa Dinikmati: Mengenal Bunga yang Dapat Dikonsumsi

December 17, 2025
Potret walang atau belalang goreng di atas daun hijau. (create.vista.com)
Iptek

Walang Goreng, Hidangan Belalang Khas Yogyakarta

December 16, 2025
Ilustrasi seseorang melakukan doomscrolling. (freepik.com)
Iptek

Doomscrolling, Kegiatan yang Menggerus Kesehatan Mental

December 2, 2025
Next Post
Poster Zootopia 2

Zootopia 2 Hadirkan Kembali Duo Detektif Judy Hopps dan Nick Wilde

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

13 − thirteen =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021