SERPONG, ULTIMAGZ.com — Rektor UMN Ninok Leksono mengungkapkan bahwa remaja atau pemuda disabilitas di Indonesia memiliki tekad untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, mereka harus tetap bersaing dengan mahasiswa lainnya. Menurutnya, kualitas pendidikan di UMN tidak akan menurun karena semua mahasiswa diberikan kesempatan yang sama tanpa membeda-bedakan.
“Jadi tidak bisa diturunkan kualitas pendidikannya. Mengenai studi, UMN memberikan fasilitas, tapi kalau mengenai kriteria-kriteria kecerdasan dan kelulusan seharusnya mereka dapat bersaing,” jelasnya usai press conference Global IT Challenge for Youth with Disabilities (GITC) 2015 di ruang rapat rektorat UMN, Senin (26/10).
Ninok menjelaskan bahwa ada beberapa jenis penyandang disabilitas, seperti ketidaksempurnaan fungsi motorik dan daya ekspresi. Masing-masing jenis tersebut memiliki kebutuhan khusus dan cara penanganan yang berbeda. Akan tetapi, pihak UMN tidak dapat memberikan fasilitas khusus seperti menyediakan mentor dalam kurun waktu singkat.
Ia mengatakan akan mempertimbangkan hal tersebut untuk merangkul mahasiswa disabilitas, sehingga mereka memiliki semangat belajar yang sama dengan mahasiswa lain. Di kampus UMN sendiri, untuk mendukung aktivitas mahasiswa disabilitas, berdasarkan pantauan Ultimagz, salah satu fasilitas yang sudah tersedia adalah toilet khusus bagi mahasiswa disabilitas.
“Tuntutan akademik sama, tapi kalau dari sisi fasilitasnya berbeda. Tapi, kita dengan tulus ingin memberi mereka kesempatan yang sama. Oleh karena itu, mereka tetap harus memiliki spirit untuk belajar yang sama dengan yang tidak disabel, sehingga mereka tetap difasilitasi tapi tidak kehilangan kemandirian,” harap Ninok.
Global IT Challenge for Youth with Disabilities (GITC) 2015 resmi dibuka pada Senin (26/10). Pertama kalinya, kompetisi yang mengasah keterampilan di bidang IT khusus untuk para remaja disabilitas tersebut diselenggarakan di Indonesia dan berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Total peserta, yakni 220 orang dari 15 negara Asia Pasifik.
Ada pun perlombaan dalam acara tersebut yang terbagi menjadi dua kategori, yakni kelompok dan individual. Untuk kategori kelompok terdapat lomba e-Design Challenge dan e-Creative Challenge, sedangkan lomba e-Life Map Challenge dan e-Tool Challenge masuk dalam kategori individual.
Editor: Lani Diana
Fotografer: Evelyn Leo