SERPONG, ULTIMAGZ.com – Gedung New Media Tower Universitas Multimedia Nusantara bisa dikatakan didirikan dengan konsep ramah lingkungan. Hal ini terbukti dengan diperolehnya penghargaan sebagai gedung hemat energi di Asia Tenggara dan di tingkat nasional. Konsep ramah lingkungan tersebut diterapkan ke dalam beberapa sektor, salah satunya adalah sanitasi air.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sanitasi berarti usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sedangkan, sanitasi lingkungan berarti cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.
UMN menerapkan sistem sanitasi air dengan mendaur ulang limbah cuci tangan, limbah manusia, dan sebagainya. Limbah air tersebut dikumpulkan ke dalam saluran septic tank untuk kemudian diproses lebih lanjut. Prosesnya menggunakan sistem alami, yakni air kotor akan diurai oleh bakteri pengurai sampah. Selanjutnya, air yang telah terurai akan diberi kaporit guna menjernihkan air.
Sistem instalasi air di UMN terdiri atas dua jenis, yaitu instalasi air bersih dan air daur ulang. Instalasi air bersih merupakan air yang murni disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat. Sedangkan, air daur ulang merupakan air yang di daur ulang melalui proses yang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan kembali.
Infografis: Proses Sanitasi Air di UMN
Instalasi air bersih di kampus UMN dialirkan ke seluruh wastafel, pantry (dapur), jet shower pada toilet wanita, dan urinoir pada toilet pria. Untuk instalasi air daur ulang akan dialirkan ke seluruh kloset guna menyiram limbah buang air besar manusia (flush), keran air di taman guna menyiram taman, dan kolam ikan di belakang smoking area.
Sistem daur ulang air tersebut tidaklah tanpa dasar. Pihak Building Management Manager UMN Sudarman Sutanto mengungkapkan bahwa sistem sanitasi air yang diterapkan UMN tersebut berguna untuk mengantisipasi krisis air bersih.
“Kami mengupayakan sanitasi air tersebut mengingat. Di Jakarta sendiri sudah sangat sulit untuk mendapatkan air bersih,” ungkapnya.
Darman menegaskan bahwa sistem daur ulang ini memang sudah diterapkan di banyak gedung. Terkait pemeliharaan alat, peralatan daur ulang di UMN mendapatkan perawatan dua kali dalam sebulan. Perawatan dilakukan dengan membersihkan filter air dan memeriksa kondisi alat yang ada. Semua dilakukan agar sistem daur ulang air tersebut dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
Tak hanya itu, air yang didaur ulang telah melalui pemeriksaan laboratorium. Darman mengungkapkan bahwa selama ini air hasil daur ulang termasuk layak untuk digunakan. Meski demikian, ia tidak menganjurkan mahasiswa menggunakan air hasil daur ulang.
“Kami hanya tidak mau terjadi sesuatu pada mahasiswa apabila menggunakan air tersebut. Namanya juga air daur ulang dari limbah,” ujarnya.
Selain itu, sistem daur ulang di UMN tidak memerlukan perkembangan. Darman mengatakan bahwa keseluruhan sistem sanitasi air di UMN sudah terbilang sempurna.
“Tetapi masih perlu perawatan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penggunaan air hasil daur ulang,” pungkasnya.
Penulis: Antonius Aretyo Jevon Perdana
Editor: Nikolaus Harbowo
Ilustrasi: Laelita Caeli