Universitas Multimedia Nusantara mengajak para mahasiswi, dosen, dan karyawatinya untuk memakai busana kebaya guna memperingati Hari Kartini (21/4). Namun dalam pelaksanaanya, nyatanya tak banyak dari mereka yang memakai busana kebaya.
“Memakai kebaya ke kampus, hanya sehari saja. Ini juga untuk berpartisipasi dalam memperingati Hari Kartini. Jadi ya, kenapa enggak?” tutur Ananda Tri Elvina Putri, mahasiswi Jurnalistik 2012 yang mengenakan kebaya modern ke kampus.
Saat Ananda mengetahui bahwa UMN mengimbau mahasiswanya untuk memeriahkan Hari Kartini, ia berpikir pasti akan repot bila harus memakai kebaya ke kampus. Namun, pikiran tersebut ia tepis. Ia beranggapan kalau bukan kita yang mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri, lalu siapa?
Alasan berbeda diungkapkan Sarah Nafisah, mahasiswi Jurnalistik 2012 yang tidak memakai kebaya. “Saya baru tahu pengumuman ini saat malam sebelumnya, jadi saya tidak siap untuk menyiapkan kebaya yang akan saya gunakan. Selain itu takut juga sih, jadi berbeda sendiri karena sepertinya tidak akan banyak mahasiswa yang memakai kebaya.”
Chininta Rizka, Public Relations UMN juga menyatakan kalau antusiasme mahasiswa di Hari Kartini ini memang masih kurang. Namun, respon dari para karyawan cukup baik karena banyak yang berpartisipasi. Bahkan, ada yang sampai memakai baju adat.
Ketidaktahuan mahasiswa akan imbauan memakai busana kebaya menjadi salah satu faktor banyaknya mahasiswa yang tidak turut berpartisipasi. Padahal, poster publikasi sudah dipasang sejak Senin minggu lalu dan pengumuman di media sosial seperti Facebook dan Twitter pun sudah dilakukan. Ditambah lagi, ada hadiah menarik bagi mereka yang memakai kebaya terbaik.
“Mungkin karena minggu lalu mahasiswa masih fokus pada ujian, jadi mereka kurang memperhatikan pengumuman kita ini,” tutup Chininta.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Danielisa Putriadita
Editor: Sintia Astarina
Foto: Chininta Rizka / dok. UMN[/box]