SERPONG, ULTIMAGZ.com – Dewan Keluarga Besar Mahasiswa (DKBM) UMN menggelar acara Bincang Kantin dengan konsep berbeda dari tahun sebelumnya, yakni Speak Up. Dalam kesempatan ini, mahasiswa diperbolehkan untuk menyampaikan keluh kesah dan kritikan dengan memberikan solusi.
Semua himpunan dan pihak BEM diundang dalam acara tersebut, namun tidak semua perwakilan datang menyuarakan pendapatnya. Dalam kesempatan ini, Olive Kusnadi selaku salah satu perwakilan dari himpunan Ilmu Komunikasi (I’M KOM) mengatakan bahwa peraturan dari kampus dalam hal penyelenggaraan bazaar untuk tidak menggunakan hanger baju atau menggantung baju untuk berjualan dirasa kontradiktif dengan kegiatan shooting di kampus yang dilakukan oleh pihak eksternal.
Ia juga mengeluhkan transparansi dana kegiatan yang belum terlihat, karena tidak adanya penambahan jumlah dana untuk kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa. Padahal, jumlah mahasiswa bertambah setiap tahunnya.
Selanjutnya, Olive menambahkan bahwa ruang himpunan dan UKM yang ada sekarang ini kurang memadai. Perlu diketahui, tujuh himpunan di UMN saat ini tergabung dalam satu ruangan yang terletak di gedung C lantai 2.
“Sudah dijanjikan ruangan, tapi yang muncul malah Korea Center,” ucapnya.
Tak hanya itu, acara Speak Up yang digelar oleh DKBM juga dirasa tidak efektif karena mahasiswa diperbolehkan berbicara, namun tidak ada pihak kampus yang berwenang untuk datang mendengarkan.
“Kita bukan mau mengkontroversi, tapi kita ingin teman-teman kritis dengan kampus dan peraturannya. Kita mau cara berpikir teman-teman berubah,” jelas Olive.
Selain itu, adapun perwakilan dari himpunan mahasiswa Akuntansi (HIMMA) yang memberikan kritik dan saran tentang kelayakan peralatan kampus, masalah himpunan terkait peminjaman ruangan di gedung A lantai 2, serta perlunya sosialisasi SKKM.
Menanggapi hal tersebut, ketua DKBM Maya Linda mengatakan bahwa pihaknya telah mempertimbangkan konsep baru Bincang Kantin agar dapat menjadi wadah bagi aspirasi mahasiswa. Hal itu dikarenakan rata-rata mahasiswa hanya memberikan keluh kesah di Bincang Kantin sebelumnya, sehingga DKBM harus mencari jalan tengah yang terbaik.
“Mungkin dirasa kurang efektif karena aspirasi yang sudah masuk di Bincang Kantin ini rasanya gitu-gitu aja alias mentah seolah-olah gak di follow-up sama kita. Sayangnya, mungkin gak banyak yang tau dan sadar kalau kita mencoba sebaik mungkin untuk menyelesaikan aspirasi-aspirasi masuk akal yang dikasih lewat Bincang Kantin. Plus, kalau bisa ada masukan dari masing-masing individu bakal memperluas cakupan solusi yang bisa dipertimbangkan nantinya. Itu akan sangat membantu,” jelasnya.
Speak Up merupakan acara penutup dari open house DKBM yang telah diadakan pada 12-15 Oktober lalu.
Penulis: Lani Diana
Editor: Ghina Ghaliya
Fotografer: Lani Diana