Salah satu dari serangkaian acara Kompas Saba Kampus di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) adalah workshop Menulis Jurnalistik pada Sabtu (26/4). Bertempat di Function Hall, penyampaian materi mengenai jurnalistik disampaikan oleh Editor Kompas, Sutta Dharmasaputra.
Workshop ini merupakan kelanjutan dari seminar pembuka mengenai peran harian Kompas dalam Pemilu di Indonesia oleh Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Budiman Tanuredjo. Dalam workshop kali ini pun dipaparkan bagaimana seorang jurnalis meliput peristiwa pemilu di Indonesia.
Sutta yang menekuni rubrik politik ini mengingatkan kepada peserta terkait peran penting seorang jurnalis. “Pengaruh yang diciptakan oleh media massa yang independen berbeda dengan media massa yang bias,” ujar Sutta.
Ia percaya bahwa media dapat membuat suasana pertarungan keras pada pemilu lebih damai. Media massa yang independen akan mendapatkan tempatnya sendiri di masyarakat, yaitu kepercayaan.
Contohnya, Kompas. Media ini telah melangsungkan liputan pemilu pada 9-10 April 2014 lalu dengan edisi yang menyerukan pesan damai pemilu. Dengan menampilkan tulisan tangan berisi pesan damai beserta karikatur dari 12 ketua umum partai politik, hal ini menimbulkan banyak perdebatan di redaksi dari isi hingga layout.
Dalam hal ini pun, keberimbangan merupakan hal yang penting saat melakukan liputan pemilu. “Keberimbangan itu penting. Hal inilah yang harus ditekankan agar media massa dapat meraih kepercayaan masyarakat. Salah satunya Kompas yang juga ikut ambil andil dalam liputan pemilu tersebut,” jelas Sutta.
Sekitar 120 orang terdaftar dalam workshop ini. Namun, peserta yang hadir tidak mencapai setengahnya, yakni hanya berkisar 30 orang saja. Walaupun demikian, peserta terlihat antusias dalam mengemukakan pendapat maupun pertanyaan. Workshop ini pun menjadi ajang diskusi dan berbagi pengalaman yang bermanfaat bagi mahasiswa UMN.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]
Penulis: Ghina Ghaliya
Editor: Desy Hartini
Foto: Dok. Ultimagz[/box]