SERPONG, ULTIMAGZ.com — “Akhirnya mereka datang juga,” Itulah sepenggal kalimat yang membuka konflik yang terkandung di dalam pentas teater KataK ke-42, “Khatulistiwa”. Pentas tentang pengkhianatan, romansa, dan peperangan ini berlangsung pada Kamis dan Jumat (18-19/2), di Function Hall UMN.
Seluruh adegan dan kisah tersebut diperankan secara khas oleh pemain KataK. Alhasil, selama 2 hari berlangsung, pementasan ini mampu menyihir lebih dari 400 penonton yang hadir.
“Khatulistiwa” mengisahkan konflik yang dialami oleh dua suku bangsa di Indonesia, yakni suku Bali dan suku Betawi. Kedua suku tersebut masing-masing dipimpin oleh Raja Tua (suku Bali) dan Raja Tuo (suku Betawi). Konflik dilatarbelakangi oleh pengkhianatan yang dilakukan Raja Tuo terhadap Raja Tua.
Sebelum konflik terjadi, mulanya Tuo ialah panglima di kerajaan Raja Tua. Namun, ikatan kasih yang terjalin antara Tuo dengan putri Raja Tua membuat Tuo membawa lari putri Raja Tua dan mendirikan kerajaan baru di pulau lain. Mengetahui hal itu, Raja Tua pun naik pitam dan merencanakan untuk membalaskan dendamnya kepada Raja Tuo.
30 tahun kemudian, konflik mulai mencuat begitu niat pembalasan dendam tersebut diketahui oleh Raja Tuo. Niat tersebut diketahui lebih dulu oleh Raja Tuo berkat ditemukannya topeng khas Bali oleh Lae, cucu Raja Tuo, di pesisir pantai kerajaannya. Semenjak itu, penyerbuan Raja Tua pun dimulai. Berkat banyaknya jumlah pasukan dan strategi perang yang dimilikinya, Raja Tua berhasil menghancurkan kerajaan Raja Tuo.
Pementasan ini ditutup dengan adegan kekalahan Raja Tuo. Raja Tua berhasil menumpas Raja Tuo beserta istrinya, yang juga merupakan anaknya sendiri, serta membakar kerajaan Raja Tuo.
Beberapa penonton menuturkan ketertarikan mereka pada pementasan yang sedang berlangsung. “Pementasan KataK kali ini berlangsung seru, mengasyikan sekali,”ujar salah seorang penonton KataK, Ferna. Menurutnya, pementasan kali ini lebih menarik karena mengangkat budaya dan bangsa Indonesia.
Hal yang serupa juga dituturkan oleh penonton lainnya, Julius. “Secara keseluruhan, pementasan sudah berlangsung dengan baik. Kisahnya pun menarik,” ujarnya. Terkait teknis, Julius berharap antrian penonton bisa lebih ditata dengan lebih baik lagi.
“Tak hanya alur yang menarik, namun penghayatan suasananya pun juga terasa,” ujar penonton lainnya, Echia.
Setelah berhasil menggelar pementasan yang berjudul “Khatulistiwa”, Teater KataK akan menggelar pementasan berikutnya yang berjudul “Les Miserables” pada akhir Mei mendatang.
Reporter : Elisabeth
Editor : Alif Gusti Mahardika
Fotografer : Cindy Gani