“Namaku Saatirah. Rah panggilanku. Aku pernah bertanya pada ibuku apa arti namaku ini. Ah yasudah, lagipula Mas Andro pun pernah berkata jika nama itu kampungan. Sekalipun, ia juga tak pernah memanggil namaku itu,” ujar Saatirah dalam pementasan Teater KataK berjudul ‘Saatirah’, Jumat (16/05).
Pementasan oleh teater Universitas Multimedia Nusantara (UMN) kali ini memang berbeda dengan sebelumnya. Bertempat di Function Hall UMN, kisah dalam pementasan ini diangkat dari sebuah novel karya Niknik M. Kuntarto yang berjudul ‘Saatirah’. Selain itu, Niknik pun sekaligus meluncurkan novel kedua triloginya dengan judul ‘Saatirah Menggugat’.
‘Saatirah’ berkisah tentang keteguhan dan kesabaran seorang perempuan dalam menghadapi lika-liku kehidupannya. Ia harus menerima kenyataan jika sang suami, Andro telah berpaling dari dirinya. Sebelumnya, Andro memang sudah meminta izin kepada sang istri untuk memiliki hubungan dengan sekretarisnya, shintia. Dengan tetap memegang teguh pada sang suami, Saatirah pun menyetujui hubungan Andro dengan perempuan lebih muda tersebut.
Diperankan oleh Irene Sonia sebagai Saatirah dan Akmal Azadine sebagai Andro, keduanya berhasil melakoni peran secara nyata. Tepuk tangan dan tawa penonton di sela-sela pementasan terdengar berulang kali. Walaupun, tidak keseluruhan isi novel dibawakan dalam pementasan ini, Niknik berharap pesan yang disampaikan lewat teater ini dapat hadir di hati para penonton.
“Pesannya yang ingin disampaikan yah sebagaimana seorang wanita itu harus percaya diri bahwa sebagai seorang ibu yang baik di mana jika sang suami meminta untuk mencintai wanita lain, biarkan saja. Mungkin itu hanya cinta sesaat. Namun, itu hanya ajaran emak dalam novel ini. Nanti, di novel selanjutnya akan diungkapkan seorang Saatirah yang akan menggugat. Semoga semua perempuan juga dapat meninggalkan stigma lama,” ujar Niknik.
[divider] [/divider] [box title=”Info”]Penulis: Desy Hartini
Foto: Monika Dhita[/box]