Mahasiswa berani angkat bicara perihal “Apakah kampanye hitam di media sosial dapat memengaruhi citra seseorang secara signifikan?” di Lecture Hall UMN, hari ini (5/6). Dalam acara Debat Mahasiswa sesi dua ini, dua kelompok saling berdebat mengenai tema yang diberikan.
Kelompok PRO 2 terdiri dari Karis, Zerica, Jeany, dan Tyo. Kelompok Kontra 2 terdiri dari Nicko, Niko, Niken, dan Fajar.
Seperti yang diketahui, isu mengenai black campaign mulai merebak secara luar biasa di media massa. Sebagai seseorang yang melek politik dan paham akan media, tentu hal ini tak menjadi ancaman. Lantas, bagaimana dengan mereka yang berada di pedesaan?
Kelompok kontra beranggapan, black campaign tidak banyak berpengaruh. Hal ini dikarenakan penyebaran teknologi yang belum merata di Indonesia. Selain itu, apa yang diperbincangkan di media sosial hanyalah sementara. Kita belajar mengenai literasi politik sehingga kita tahu mana yang benar dan tidak.
Namun, pendapat tersebut dibantah kelompok pro. Mereka berpendapat, isu di media sosial bisa juga ditulis di media konvensional, seperti koran. Secara otomatis, black campaign bisa memengaruhi penduduk di wilayah bagian timur yang tergolong masih pedesaan. Penduduk bisa mengetahui masalah yang diisukan dalam black campaign tersebut.
Para audiens juga menanggapi pernyataan kedua kubu dengan kritis. Salah satunya dari Reyandra B, mahasiswa PR 2012.
“Saya setuju dengan pernyataan bahwa kampanye hitam dapat memengaruhi citra kandidat. Kampanye hitam akan membawa perubahan sosial. Ada respon dari kampanye hitam, persepsi masyarakat yang merespon akan berubah,” paparnya.
Mahasiswa lainnya pun juga turut angkat bicara.
“Kita masih punya yang namanya konglomerasi di mana mereka bisa mengetahui media-media lokal. Black campaign sah dilakukan, apabila berdasarkan efektivitas. Bad good is a good news,” kata Aloysius Primasyah, mahasiswa Jurnalistik 2011.
Yang perlu diperhatikan adalah sebagai pemilih cerdas dan rasional, kita harus tetap kritis terhadap kampanye-kampanye pada media yang berbau fitnah, palsu, dan hal-hal yang tidak faktual,” tutup Tyo, kelompok Pro 2 yang ternyata berhasil menjadi Juara II dalam Debat Mahasiswa ini.
[divider] [/divider] [box title=”Info”] Reporter: Sintia Astarina
Foto: Dok. Pribadi Ultimagz[/box]