SERPONG, ULTIMAGZ.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberikan sanksi berupa penutupan banner kampanye kepada alat kampanye milik pasangan Theodore Stephen – Stievensen sebagai calon ketua dan wakil ketua Himpunan Mahasiswa Fakultas Seni dan Desain (HMFSD) dan pasangan Rizkie Fadlih – Deborah Megan sebagai calon ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Sanksi ini diberikan lantaran kedua pasangan tersebut dinyatakan melakukan pelanggaran berupa kampanye di luar waktu yang telah ditentukan. Menanggapi kejadian ini, calon ketua HMFSD Theodore Stephen menjelaskan bahwa mereka sudah mendapatkan teguran dari KPU seusai pelaksanaan kampanye di luar masanya tersebut.
“Ditegur jam 9.40 pagi dikatakan akan ditunggu jam 12 jika belum teratasi akan diadukan ke bawaslu, tetapi 8 menit kemudian tiba-tiba dichat lagi bahwa tidak ada toleransi,” jelasnya pada percakapan via aplikasi pesan LINE.
Adanya perubahan secara mendadak tersebut membuatnya merasa kecewa. Pemberlakuan sanksi ini juga dianggap merugikan pihaknya.
“Banyak yang berpikir bahwa tidak bisa divote sama sekali lagi,” tuturnya. Padahal, dengan adanya pemberlakuan sanksi ini pun, kandidat masih tetap dapat dipilih.
Hal berbeda diungkapkan calon ketua BEM Rizkie Fadlih. Ia mengaku tidak mendapatkan teguran, tetapi langsung berupa sanksi penutupan banner yang dilakukan sekitar pukul 12 siang.
Serupa dengan Theodore, Rizkie menyatakan, sanksi semacam ini merugikan dirinya. Maka itu, ia menyarankan bahwa lebih baik ada teguran terlebih dahulu sebelum pemberlakuan sanksi. Meskipun begitu, ia mengaku maklum karena ini sudah menjadi konsekuensi yang ada di perjanjian.
Citra Diri dan Jalan Keluar
Pemberlakuan sanksi ini juga dianggap dapat menjatuhkan citra diri kandidat. Hal ini diakui oleh Rizkie.
“Menurut gue sih menjatuhkan banget sih ya, secara ini udah election week gitu dan melihat banner digituin jadi kesannya negatif banget. Apalagi ada tulisan melakukan pelanggaran gitu,” ujarnya.
Hal serupa juga diakui Theodore. Ia mengaku tidak khawatir mengenai citra dirinya di mata orang-orang yang sudah mengenalnya. Namun, citranya jelas berubah dari pandangan orang-orang yang belum mengenalnya.
“Karena mereka tidak mengetahui secara persis sebenarnya kejadian ini itu apa, mereka hanya dapat melihat selembar kertas dengan tulisan melakukan pelanggaran tanpa tahu persisnya apa,” jelasnya kemudian.
Untung mengatasinya, baik Theo maupun Rizkie memanfaatkan tim sukses mereka masing-masing untuk tidak kembali mengulang kesalahan yang sama, serta menjelaskan alasan pemberlakuan sanksi ini kepada mereka.
Penulis: Clara Rosa Cindy
Editor: Christoforus Ristianto
Foto: radio.umn.ac.id