• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 30, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Event

Cerita Menarik di Balik Film A Copy of My Mind

by Christoforus
January 17, 2016
in Event, Review
Reading Time: 2 mins read
Cerita Menarik di Balik Film A Copy of My Mind

(dari kiri ke kanan), Rama Aba (Music Director), Tia Hasibuan (Produser), dan Joko Anwar (Sutrdara), saat menjadi pembicara di acara Film Talk di SAE Institut, Jakarta, Sabtu (16/1).

0
SHARES
188
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Film garapan sutradara Joko Anwar berjudul A Copy of My Mind, memiliki banyak cerita menarik di balik proses produksinya, khusunya saat tampil dalam berbagai festival film di luar negeri. Pengalaman tersebut ia bagikan saat menjadi pembicara di acara Film Talk di SAE Institut, Jakarta, Sabtu (16/1).

Joko menyatakan, film kelimanya ini, mulai dibuat pada tahun 2014. Ia bersama timnya, datang ke Busan International Film Festival (BIFF) untuk membuat filmnya di Asian Project Market (APM). Pemenang dalam project tersebut akan diikuti oleh industri film di seluruh dunia.

“Kita apply ke APM karena di sana project market terbesar di Asia. Dari 1.200 yang daftar, akhirnya kita terpilih sebagai salah satu pemenang dan mendapatkan hadiah Rp 140 juta,” tutur Joko.

Setelah mendapatkan hadiah tersebut, lanjut Joko, ia dan kru yang berjumlah 25 orang (termasuk lima orang pemain utama), kembali ke Jakarta dan mencari lokasi shooting yang tepat. Alhasil, Pasar Glodok dan Bendungan Hilir (Benhil) menjadi lokasi utama serta daerah Jakarta lainya.

“Saat shooting di Glodok agak nyari mati juga karena ada premanya. Kita coba izin ke polisi dan TNI, tapi mereka enggak berani. Lalu kita coba aja masuk, saat mencoba merekam pakai kamera, saya dan beberapa kru diteriakin oleh salah satu pedagang dan dilihati oleh preman, katanya enggak boleh foto di sini. Akhirnya kita ganti pakai handphone dan merekam secara sembunyi,” kata Joko sembari bergurau.

Selama delapan hari shooting, akhirnya film tersebut rampung. Pada Agustus tahun lalu, Joko lolos dalam Venice Film Festival. Kendati lolos ke festival tersebut, Joko merasa gugup saat filmnya diputar.

“Saya gugup karena di Venice, jika penonton tidak menyukai film yang diputar, pasti akan disorakin. Gue coba tenang, lalu saat pemutaran, semua penonton menyukainya,” ujarnya.

Tak hanya cerita di Venice, Toronto Film Festival juga meninggalkan kesan bagi Joko. Saat itu, Joko kaget lantaran melihat banyak pengunjung yang mengantri hingga melingkar hanya untuk menonton filmnya. Lantas ia pun menangis terharu saat melihat antusiasme publik Toronto tersebut. Akhirnya, mereka kembali ke BIFF untuk pemutaran terakhirnya.


This is box title

Penulis: Christoforus Ristianto

Fotografer : Debora Darmawan

Editor : Petrus Tomy

Christoforus

Christoforus

Related Posts

Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
IMDES 2025 menggelar Student Exhibition di area Nusakara, Universitas Multimedia Nusantara, pada Kamis (15/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

IMDES 2025 Angkat Tema Keberlanjutan: Mahasiswa Tunjukkan Gagasan Inovatif

May 17, 2025
Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Next Post
Bom Sarinah, Gertakan, Ancaman, atau Peringatan untuk Pemerintah?

Bom Sarinah, Gertakan, Ancaman, atau Peringatan untuk Pemerintah?

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021