JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Ramainya line-up musisi terkenal seperti Naif, Fariz RM, dan Kahitna yang tampil di panggung-panggung The Sounds Project Volume 3 pada Sabtu (24/02/2018) mungkin menjadi penyebab sulitnya musik terdengar unik dan khas diantara gaduhnya musik lain yang lebih banyak digemari pengunjung. Tetapi, Anomalyst mampu menonjolkan suara mereka sendiri dan menarik hati penonton-penonton baru di Kuningan City, Jakarta Selatan malam itu.
Tampil rapi dengan kemeja dan celana jeans yang dipasok oleh Lee Cooper Indonesia sebagai salah satu sponsor acara The Sounds Project Vol.3, Anomalyst memulai penampilan dengan musik rock yang energik. Mayoritas lagu yang mereka tampilkan berasal dari album terbaru bertajuk ‘Segara’ yang dikeluarkan pada September 2017 lalu.
Single seperti Senyawa dan Losing Game mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para pendengar setia Anomalyst. Namun, ada lagu baru yang ikut mereka tampilkan setelah band asal Jakarta ini mengumumkan bahwa mereka sedang dalam proses merampungkan album kedua.
Tampil penuh semangat hingga mengaku kelelahan, Anomalyst membawakan lagu-lagu seperti Korosif dan Menit, serta diakhiri oleh Core yang menjadi lagu penutup sempurna bagi penampilan mereka malam itu. Dengan build-up lagu yang menenangkan, pendengar perlahan dibawa kedalam kepribadian kuartet ini. Penampilan mereka dilengkapi oleh dentuman drum yang mendebar-debar dan diteruskan dengan solo gitar dari Christianto Ario Wibowo yang tampil seolah kesurupan, mengelilingi panggung sembari memetik gitar listriknya.
Anggota lain seperti drummer Farisky Widjanarko dan gitaris Aryo Respati Xavier Sastrowardoyo ikut mengiringi lantunan gitar Christian, dan seperti bassist Igantius Rigaskara, para anggota Anomalyst pun menunjukkan senyum terkesima saat melihat kawan mereka membangun melodi lagu.
Saat lagu mencapai klimaksnya, gitaris Aryo Respati pun ikut bergabung, diikuti dengan Farisky yang mempercepat tempo drumnya. Lalu tertiba henti. Bersamaan dengan usainya penampilan, para penggawa Anomalyst berterima kasih dan perlahan turun dari panggung.
Penampilan apik ini menjadi daya tarik penonton untuk kembali datang ke gelaran The Sounds Project berikutnya, seperti yang diungkapkan salah satu penonton bernama Khema Aryaputra.
“Gue pribadi suka sih, mereka manggungnya asik bawain suasananya,” ujarnya, yang mengaku ingin kembali menonton Anomalyst jika ada kesempatan.
Penonton lain bernama Gilang Gideon juga mengungkapkan rasa sukanya akan penampilan Anomalyst.
“Mereka datang hanya untuk main musik, untuk mamerin karya mereka. Nggak ada gimmick yang macem-macem,” tukas Gilang.
Kedepannya, Anomalyst diharapkan tetap menjadi sebuah grup berkarakter kuat dan unik yang siap mewarnai panggung-panggung konser dan festival di Indonesia.
Penulis : Roberdy Giobriandi
Editor : Gilang Fajar Septian
Fotografer : Roberdy Giobriandi