BINTARO, ULTIMAGZ.com – Pembuat Konten Digital Arief Muhammad mengaku profesi digital seperti YouTuber atau selebgram saat ini terbilang sangat menjanjikan. Ini disampaikannya saat mengisi creative workshop di Maker Fest 2018, Taman Bintaro Xchange Mall, Tangerang Selatan (08/07/18).
“Sekarang orang sudah tahu profesi yang namanya vlogger, YouTuber,” ucap Arief yang akrab dengan sapaan Arief Pocong.
Seiring dengan meningkatnya pengguna media sosial seperti YouTube dan Instagram, pembuat konten di media sosial tersebut pun ikut bertambah banyak juga. Akibatnya, saat ini profesi pembuat konten digital jadi lebih dikenal dibanding beberapa tahun sebelumnya. Arief sendiri sempat menceritakan pengalamannya saat masih menjadi blogger, di mana tak banyak orang yang tahu akan profesi tersebut.
“Mas-nya penjaga warnet, ya?” ujarnya menirukan tanggapan orang lain tentang profesinya dulu.
Mulai membuat konten digital sejak 2009, Arief berpendapat jika pengaruh besar media sosial di era digital seperti saat ini perlu dimanfaatkan untuk membangun personal branding.
“Gue menikmati jadi content creator, karena menurut gue di zaman sekarang penting banget kita membangun branding di (dunia) digital, karena apapun yang kita lakukan akan jauh lebih mudah kalau branding kita kuat di digital,” jelasnya.
Ditanya soal rencana ke depan, content creator yang menyelesaikan pendidikan sarjana hukumnya 4 tahun lalu itu mengungkap keinginannya untuk membuka kantor pengacara sendiri. Suami dari Tiara Pangestika (Tipang) ini mengaku, meski telah dilantik sebagai seorang pengacara, dirinya belum berminat membuka kantor pengacara dalam waktu dekat.
“Kita harus realistis, di depan gue lagi ada peluang yang bisa gue kerjakan, yang lagi ramai (diminati orang), jadi mungkin gue simpan dulu apa yang gue punya (gelar),” ujarnya.
Arief menyebutkan, untuk menjadi seorang pembuat konten tak cukup hanya dengan keberanian untuk memulai. Menurutnya, penting untuk memiliki dasar ilmu dan kualitas yang baik, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang pembuat konten digital.
Di samping itu, menjadi pembuat konten menurut Arief tak boleh hanya fokus pada satu platform media sosial saja. Dengan menyerap banyak referensi, seorang pembuat konten digital perlu menggali ide yang bukan hanya diminati banyak orang, namun juga bisa dinikmati lintas platform.
“Jadi nanti begitu platformnya (media sosial yang diminati) berubah lagi, YouTube sudah mulai ditinggalkan, mental kita sudah terbentuk, ya sudah gue tinggal create di platform lain,” tungkasnya.
Penulis : Anindya Wahyu Paramita
Editor: Gilang Fajar Septian
Fotografer: Billy Dewanda