JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Drama musikal bertajuk PASSION 2018: TROYA sukses menghibur penonton dengan latar cerita peperangan, perjuangan, dan kisah cinta era Yunani. Bertempat di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pementasan ini dibagi dalam dua jadwal pertunjukan, yakni pukul 15.00 dan 19.00 WIB pada Sabtu (07/04/18) kemarin.
TROYA mengisahkan tentang dua kerajaan yang dilambangkan dengan warna berbeda. Merah untuk kerajaan Yunani dan biru untuk kerajaan Troya. Kisah mereka dibuka dengan adegan putra mahkota Troya, Paris, yang mendapat bisikan bahwa kerajaannya akan hancur bila dirinya masih hidup. Semua bermula saat Paris mengambil Helene, perempuan cantik dari Yunani. Sebagai konsekuensinya kerajaan Yunani ingin memecah belah kerajaan Troya. Cerita berlanjut pada peperangan kedua negara yang berujung gugurnya para pahlawan Troya dan Yunani.
Tak hanya menyuguhkan akting yang menarik, pertunjukan TROYA juga didukung oleh koreografi yang ciamik di sela-sela penampilan. Di bagian depan panggung, tim musik sigap menjadi pengiring dan mengisi suara latar. Tata pencahayaan yang apik juga turut mendukung jalannya cerita hingga terkesan lebih dramatis.
Drama musikal yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya ini merupakan kolaborasi dari tiga SAC (Student Activity Club) atau Unit Kegiatan Mahasiswa bidang seni yakni SAC Teater Puskara, SAC Band Blue Tone, dan SAC Dance the Prodigy.

TROYA menjadi pertunjukan kolaborasi perdana yang ditampilkan dalam acara PASSION 2018.
“Kita tuh pingin ini pertama kali kita produksi sebuah teater yang memang bagus, terus kita pinginnya kolaborasi. Kenapa kolaborasi soalnya jadi (hasilnya) bisa bukan cuma 100 persen tapi bisa 300 persen hasilnya. Dan memang terbukti hari ini,” jelas Andita Refanda selaku ketua produksi TROYA.
Sambutan yang positif dari para penonton menjadi hasil dari kerja keras 73 orang pemain dan 64 orang panitia yang menggarap acara ini sejak Oktober 2017 lalu.
“Ada beberapa poin yang mereka kayak sudah capek banget, sudah jenuh, tapi aku tahu, sih, kalau dari kejenuhan itu yang bikin mereka bahagia di hari ini. Itu bener-bener terbayar sih,” kata Andita sumringah.
Dengan jumlah pemain yang tak sedikit, sang sutradara Venantius Vladimir Ivan mengaku cukup kesulitan mengatur jadwal latihan. Namun hal itu dapat teratasi dengan baik.
Banyaknya pemain yang terlibat juga menjadi pertimbangan dipilihnya naskah TROYA.
“Waktu itu kan kita pilih ceritanya yang populer, dan enggak cengeng. Akhirnya kita pilih Troya. Karena epic dan bisa kolosal,” ujar Ivan saat ditemui selepas pertunjukan pertama.
Penulis: Nabila Ulfa Jayanti
Editor: Gilang Fajar Septian
Foto: Evan Andraws