JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Jurnalis dan pembuat film dokumenter merupakan suara hati demokrasi. Hal tersebut diungkapkan Orlow Seunke, Direktur Festival The Erasmus Documentary Film Festival 2015 (ErasmusDocFest), saat membuka konferensi pers festival film dokumenter tersebut di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa (25/8/2015) lalu.
Menurut Orlow, keberadaan jurnalis dan para pembuat film dokumenter mencerminkan masyarakat dan demokrasi. Mereka adalah orang-orang yang mampu mengkritisi para penguasa dan melakukan investigasi terhadap hal-hal yang dianggap terkait dengan kehidupan masyarakat.
“Setelah jatuhnya Presiden Soeharto tahun 1998, demokrasi kembali diterapkan. Bisa kita katakan, Indonesia itu very young democracy. Namun, dalam rentang waktu yang cukup singkat, menurut saya, Indonesia melakukannya dengan sangat baik,” ujar Orlow.
Dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh Michael Rauner, direktur Erasmus Huis, Orlow meyakini bahwa perkembangan dan kekuatan demokrasi bisa dilihat dari tingkat keterbukaan sebuah masalah dalam masyarakat dapat didiskusikan.
“Satu hal yang dapat mengukur kekuatan demokrasi dengan melihat berapa banyak hal yang bisa didiskusikan secara terbuka. Semakin penting masalah yang didiskusikan secara terbuka, maka semakin kuat lah demokrasi itu. Yang terpenting dalam demokrasi adalah sikap menghormati dan toleransi terhadap perbedaan pendapat,” jelasnya.
ErasmusDocFest 2015 yang berlangsung dari 6 hingga 13 September nanti akan memutar 39 film dokumenter dari seluruh dunia. Akan ada 93 screening yang tersebar di tiga lokasi di Jakarta yaitu, Erasmus Huis, Paviliun 28, dan sekolah film IKJ-FFTV.
Tak hanya pemutaran film, ErasmusDocFest juga turut menghadirkan Fringe Event di mana lima tamu internasional yang akan berbagi pengetahuan tentang dunia perfilman.
Reporter : Annisa Hardjanti
Editor : Johanes Hutabarat
Fotografer : Gustama Pandu