JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Erasmus Huis menggelar sebuah forum terbuka bertemakan “Women and Politics in Indonesia” pada Rabu (06/03/19). Acara ini bertujuan untuk mengetahui peran kaum perempuan dalam politik sebagai peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap 8 Maret.
Dihadiri masyarakat dari berbagai latar belakang, acara tersebut mengundang deretan panelis seperti anggota parlemen Gerindra Sara Djojohadikusumo, anggota parlemen PDI-P Eva Kusuma Sundari, komisaris Komnas Perempuan Riri Khariroh, serta duta besar Swedia bagi Indonesia H. E. Marina Berg. Acara dipandu oleh Kepala Departemen Politik Kedutaan Belanda Prof. Roel van der Veen sebagai moderator.
Berbagai isu tentang bagaimana seharusnya peran kaum perempuan dalam politik pun dibicarakan, namun sebuah tanda tanya muncul mengenai perempuan Indonesia yang dirasa belum cukup berkualitas.
“Saya sangat prihatin mengenai sistem pendidikan kami yang tidak membentuk pelajar yang cukup kritis. Banyaknya hoaks menyerang semua orang, termasuk perempuan,” tutur Eva. “Kita harus mengerti bahwa kita harus membenahi sistem edukasi Indonesia.”
Sedangkan, Marina menyatakan bahwa apa yang dihadapi Indonesia dan Swedia, serta seluruh negara sebenarnya hampir sama. Walaupun Swedia telah memiliki pemerintahan feminis (feminist government) dan kebijakan feminis (feminist policy) selama berdekade-dekade, Swedia masih tetap berhadapan dengan berbagai hambatan.
“Gender equality is not about women. It is about democracy, rights, and justice,” tegas Marina.
Eva mengimbau kaum perempuan untuk bekerja keras dalam berpolitik, seperti bagaimana ia berjuang untuk masuk ke dalam dunia politik.
“Jika Anda setuju bahwa perempuan harus mengikuti dikte masyarakat, Anda lebih baik tidak memasuki ranah politik. Namun, jika Anda tidak setuju didikte masyarakat untuk memandang perempuan sebagai kelas rendahan, Anda baik berkontribusi dalam politik karena Anda punya sesuatu yang ingin diubah,” pesan Eva kepada para hadirin forum.
Penulis: Maria Helen Oktavia
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Foto: Maria Helen Oktavia