JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Women’s March Jakarta 2018 kembali digelar di Taman Aspirasi Monas, Jakarta Pusat pada Sabtu (03/03/18). Selain menyampaikan aspirasi dan menyuarakan pendapat, beberapa peserta juga menyediakan jasa free hugs atau pelukan gratis untuk meramaikan aksi.
Beragam poster dengan desain dan kutipan unik terlihat di sepanjang barisan massa yang mengikuti aksi. Di antara poster-poster tersebut, poster yang cukup menarik perhatian adalah poster bertuliskan “free hugs” Poster itu ditujukan secara khusus bagi siapa saja yang ingin mendapat pelukan gratis.
Di antara massa, salah satu peserta yang menyediakan jasa pelukan gratis adalah Karunia dan Raina yang mewakili komunitas Into The Light. Jasa tersebut disediakan untuk menunjukkan keakraban dan rasa peduli pada sesama.
“Kita pengin menghapus stigma buruk bahwa kita enggak bisa saling berdamai. Biarpun pakai hijab, kita tetap bisa ramah dan care sama kesejahteraan emosional satu sama lain,” tutur Karunia.
Raina menambahkan, sepanjang acara banyak peserta yang datang menghampiri mereka untuk meminta jasa peluk. Bahkan, polisi wanita yang bertugas mengamankan situasi di sekitar lokasi aksi turut memeluk mereka.
Tidak hanya Karunia dan Raina, panitia acara Women’s March Jakarta 2018 juga memberi jasa peluk gratis dengan memasang poster “free hugs“. Salah satunya adalah anggota Panitia Acara Citra yang mengaku bersedia memberi pelukan gratis secara sukarela.
“Aku kebetulan besar di luar, jadi antar teman kita pelukan itu biasa. Aku mau kampanyekan itu biar kita antar sesama manusia, mau gender apa pun, ras apa pun, agama apa pun enggak masalah berpelukan,” jelas Citra.
Sama seperti penyedia jasa free hugs lainnya, Citra juga didatangi oleh banyak peserta aksi yang meminta pelukan gratis darinya. Kesempatan ini ia manfaatkan untuk menyebarkan pandangannya tentang kebebasan dalam berpelukan.
Selain jasa peluk gratis, beragam aspirasi lain juga dikampanyekan oleh peserta aksi. Aspirasi tersebut meliputi kampanye bendera pelangi, pembacaan puisi oleh artis Indonesia, dan penyampaian orasi dari perwakilan kelompok-kelompok perempuan.
Penulis: Hilel Hodawya
Editor: Gilang Fajar Septian
Foto: Nadine K. Azura