TANGERANG, ULTIMAGZ.com – Ultimates pernah menonton screening film? Jika pernah, di mana biasanya kalian menonton sebuah screening film? Kali ini, screening film diadakan dengan cara yang sedikit berbeda oleh Geegoe.com. Sabtu (16/04) lalu, Geegoe.com mengadakan sebuah acara screening film bertajuk Jika Sinema di Ekabi Ice Cream, Tangerang sambil makan dan berlesehan, lho!
Film sebagai sebuah media komunikasi dan ekspresi yang dapat memberikan pesan baik moral maupun edukasi kepada penontonnya merupakan salah satu alasan mengapa Geegoe.com, media yang berfokus pada bidang musik, film, dan juga lifestyle, mengadakan acara tersebut.
Acara diawali dengan pemutaran film berjudul 400Words karya Ismail Basbeth. Film semi-dokumenter itu bercerita tentang sepasang kekasih yang sedang berdiskusi tentang rencana pernikahan mereka. Film tersebut menggambarkan bagaimana sulitnya sebuah pernikahan direncanakan.
Selanjutnya, kembali dengan karya Ismail Basbeth, kali ini berjudul Setan Siang Bolong. Film yang menggabungkan tema horor dan komedi dengan cara yang unik ini mengundang gelak tawa dari para penonton.
Tak hanya Setan Siang Bolong, film berjudul Sepatu Baru karya Aditya Ahmad juga membuat para penonton tertawa. Meski demikian, film tersebut memiliki pesan budaya yang tersirat. Film tersebut bercerita tentang sebuah mitos masyarakat Indonesia yang konon katanya, hujan dapat dihentikan dengan cara melempar pakaian dalam ke atas genteng.
Selanjutnya, film dokumenter-investigasi berjudul Hardline karya Andibachtiar Yusuf ditayangkan. Bercerita tentang kehidupan dan perjuangan pendukung klub Persija (Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta), film ini memuat pendapat-pendapat para pendukung Persija yang merasa dikucilkan oleh masyarakat dan pemerintah karena aksi-aksi mereka yang dinilai anarkis.
Dilanjutkan dengan penayangan film karya mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Muhammad Alif Firza, yang berjudul Udud (rokok dalam bahasa Jawa). Film unik dengan sudut pandang rokok yang sedang dibakar ini memiliki banyak pesan moral. Tagar #SelamatkanRokok pun menjadi suatu hal menarik, dengan mampu mengubah pandangan penonton dari jalan cerita film tersebut.
Wong Tjilik, film terakhir yang diputar dalam screening Jika Sinema, merupakan sebuah film dengan latar belakang peristiwa sejarah tahun 1966, dimana petani-petani yang tergabung dalam JTI (Jaringan Tani Indonesia) dibantai oleh tentara karena berhubungan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Wisnu Dewa Broto selaku pembuat film pun menyatakan bahwa film ini ditujukan untuk korban-korban peristiwa setelah tahun 1965 tersebut.
Selain pemutaran film, forum diskusi film Udud dan Wong Tjilik juga diadakan dalam acara ini. Masing-masing pembuat film menjelaskan tentang filmnya, serta menjawab pertanyaan penonton pada sesi tanya jawab.
Alif sebagai pembuat film Udud sekaligus penonton yang hadir pun mengaku senang dengan diadakannya screening Jika Sinema ini. “Gue seneng banget, adanya Jika Sinema ini buat orang jadi tahu kalau Tangerang juga keren. Ini juga pertama kalinya gue nonton screening lesehan, bisa makan lagi!” ujar Alif.
Penulis: Analuna Manullang
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: Evelyn Leo
I am really impressed with your writing talents and also with the structure on your blog. Is this a paid subject or did you customize it yourself? Either way stay up the excellent high quality writing, it is rare to see a nice blog like this one today!