JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Setelah sukses mengemas salah satu karya Pramoedya Ananta Toer yakni Bunga Penutup Abad pada 2016 silam, Titimangsa Foundation kini tengah menggelar pameran bertajuk Namaku Pram: Catatan dan Arsip untuk mampu menelisik lebih dekat sosok Pram. Pameran yang bertempat di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan, ini telah dibuka sejak 17 April dan akan berakhir pada 20 Mei 2018 mendatang.
Dalam pameran yang tidak dipungut biaya masuk ini, para pengunjung akan ‘bertemu’ dengan sosok Pram melalui barang keseharian dan catatan penulis novel ‘Bumi Manusia’ ini. Koleksi arsip asli seperti ‘Ensiklopedia Citrawi Indonesia’ yang belum selesai, kliping naskah, kutipan, hingga foto-foto Pram akan dipamerkan ke publik.
Dilansir dari Kompas.com, pameran ini terbagi ke dalam sembilan titik yakni Dinding Perjalanan Hidup, Ruang Catatan dan Arsip, Ruang Video, Dinding Memorabilia, Kamar Kerja Pram, Sketsa Bakar Sampah, Wajah Buku, Taman Kata-Kata, dan Renungan Buku.
Pengunjung tak diperbolehkan mendokumentasikan atau memotret arsip di bagian Dinding Perjalanan Hidup, Ruang Catatan dan Arsip, serta Ruang Video. Hal ini dimaksudkan untuk menghormati keluarga penulis novel tetralogi ‘Pulau Buru’ ini. Para pengunjung hanya diperbolehkan untuk berfoto di Dinding Memorabilia, Ruang Kerja Pram, dan Taman Kata-Kata.
Sosok Pramoedya Ananta Toer memang takkan pernah lekang oleh waktu. Salah seorang penulis besar Indonesia ini kerap mendokumentasikan dan mengarsipkan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Dilansir dari CNN Indonesia, Happy Salma, salah satu penggagas Titimangsa Foundation, menyatakan bahwa pameran ini hendak mengukuhkan usaha Titimangsa Foundation dalam dunia karya sastra.
“Bahwa karya sastra mampu menggerakkan hati banyak orang dan membangun karakter seseorang, yang pada akhirnya (akan berpengaruh pada) karakter bangsa adalah benar,” ujar Happy Salma seperti dimuat dalam CNN Indonesia.
“Pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip ini hendak menunjukkan sisi berbeda dari seorang Pramoedya Ananta Toer dalam kesehariannya. Semoga memang dapat memberikan inspirasi generasi muda untuk lebih mencintai sastra Indonesia dan menjadikan sastra sebagai bagian hidup sehari-hari,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam pembukaan pameran ini di Galeri Indonesia Kaya (17/03/18).
Empat hari menuju penutupan pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip, apakah Ultimates tertarik untuk ‘bertemu’ dengan satu-satunya penulis sastra Indonesia yang masuk nominasi peraih Nobel Sastra?
Penulis: Diana Valencia
Editor: Gilang Fajar Septian
Sumber: CNN Indonesia, Kompas.com
Foto: Instagram @Dialogue_arts