JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Politisi wanita dari latar belakang politik yang berbeda, Yenny Wahid dan Nurul Arifin menegaskan kembali peran wanita dalam dunia politik pada seminar pertama Indonesian Youth Conference (IYC) Festival, Sabtu (8/10) di Upper Room Annex Building, Jakarta.
Nurul Arifin dari yang sempat duduk di Komisi III DPR ini mengaku, komisinya tersebut lebih befokus kepada politik dalam negeri termasuk merumuskan UUD berat.
Ia memaparkan di awal sesi bahwa terjun ke dunia politik dan bergabung dalam partai merupakan passion-nya. Namun sayang, pada pemilu legislatif lalu politisi dari partai Golongan Karya ini tidak memenangkan kursi di legislatif.
Menanggapi hal tersebut, ia mengaku tugasnya di bangku parlemen memang belum selesai dan masih banyak hal yang ingin ia lakukan di parlemen sebagai wakil rakyat.
“Tadinya kuota 30 persen wanita di UU politik mau dihilangkan. Itulah yang saya perjuangkan bersama politisi wanita lainnya,” ujarnya.
Menurut aktris era 80-90an ini, akan tidak imbang jika tidak ada perempuan di dalam dunia politik. Dirinya masih mengharapkan adanya perspektif perempuan dalam pengambilan kebijakan di tengah banyaknya persoalan yang terkait politik.
Tak hanya Nurul, tepat di akhir sesi seminar politik ini Yenny Wahid juga angkat bicara soal diskriminasi pada perempuan dalam dunia politik.
Dirinya tidak menginginkan adanya diskriminasi tersebut. Baginya, posisi pria dan wanita sama saja dalam hal apapun terlebih dalam dunia politik.
“Perempuan itu kodratnya ada lima, menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui, dan menopause. Lebih dari itu, perempuan sama saja dengan pria,” tutupnya.
[divider] [/divider]
[box title=”Info”]
Editor: Ghina Ghaliya
Foto: Patric Batubara
[/box]