JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Open data merupakan salah satu konsep baru yang dapat digunakan dalam dunia jurnalistik, khususnya untuk mengembangkan isu tertentu. Dalam workshop “Open Data: How to use open data to your advantage in reporting?” yang diselenggarakan oleh UNESCO, Endiyan Rakhmanda selaku Open Data Specialist Jakarta Planning Agency mengatakan, ada proses yang terjadi untuk mencapai tujuan open data.
Menurutnya, ada lima tujuan open data, di antaranya transparansi, akuntabilitas, inovasi, perubahan sosial, dan perbaikan ekonomi. Untuk mencapainya, jurnalis dapat mengeksplor, membandingkan, mempertanyakan data, membangun cerita, dan memberikan persepsi sesuai dengan data yang dimiliki.
“Data butuh diolah, cari kolerasi data dengan kenyataan, diberi konteks, dan berikan persepsi. Dari data jadi sebuah cerita,” ujar Endiyan saat workshop berlangsung di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu (4/5).
Perkembangan open data di Indonesia berawal dari UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Regulasi tersebut mengindikasikan, masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi apapun dari pemerintah dengan mengacu pada prinsip open data, yakni easy access, reusable, dan no discrimination.
Kini, Indonesia memiliki beberapa portal data online yang dapat diakses oleh masyarakat yang memiliki internet. Misalnya adalah data.go.id dan apbd.jakarta.go.id. Tidak hanya di Jakarta, Banda Aceh pun menyediakan laman data.bandaacehkota.go.id yang berfungsi sejak 2015.
Endiyan mengatakan, tidak menutup kemungkinan jika masing-masing pencari data dalam portal tersebut memiliki metode pengumpulan data yang berbeda. Dengan demikian, perlu dipertanyakan kembali validitas data kepada pihak yang berwenang.
“Dibantu dengan semangat keterbukaan dan kemajuan teknologi, saya yakin bisa mencapai tujuan open data,” katanya.
Selain Endiyan, adapun trainer lain yang diundang dalam workshop tersebut, yakni editor Tempo Wahyu Dhyatmika, Data Scientist Jakarta Smart City Joelian Samuel, Marina Kusumawardhani dari Code4Nation, jurnalis data Staffan DahllÖf, dan Diah Setiawaty dari Perkumpulan Untuk Pemilu & Demokrasi (Perludem).
Penulis: Lani Diana
Fotografer: Lani Diana